Oleh: Dahlan Iskan
BARBIE tamat SMA tahun depan. Dia tidak mau kalau tidak melanjutkan sekolah di Paris. Bidang studi yang dipilih pun harus ini: fashion designer! Mode itulah panggilan jiwa Barbie Aulia.
Sejak masih awal remaja dulu. Pun di umur 15 tahun Barbie sudah menjadi perancang busana. Di usia itu baju batik rancanganya sudah dipakai Ayu Ting Ting –di sebuah live show di salah satu stasiun televisi nasional.
Like daughter like mother.
Ibunda Barbie juga perancang busana. Bahkan tergolong perintis: untuk keberanian menabrakkan batik dengan jeans. Berkat terobosannya itu batik menjadi lebih hidup di kalangan muda.
Sang ibu bernama…. ups… Anda pasti sudah tahu, Luxie Diandra. Sebenarnya saya tidak tega menyebutnya ‘ibu’. Luxie Diandra masih seperti remaja. Penampilannya masih sangat masa kini. Hobinya pun mobil sport. Supercar. Hobi barunya pun keren: dunia penerbangan.
Luxiediandra adalah nama yang diberikan kepada tas wanita poduksinya. Itu tas wanita di harga kisaran Rp 12 juta. Namanya sendiri adalah: Diandrawati Luxie. Tapi nama ini juga sengaja tidak dia populerkan. Yang sering dia sebut adalah Luxiediandra. Tapi masih ada nama yang ingin lebih dia populerkan. Pendek saja: LD.
Kalau ada LV (Louis Vuitton) kenapa tidak ada LD. Kalau LV begitu dicinta wanita mengapa pula tidak LD. Di DI’s Way hari ini saya menulisnya ‘ibu’ hanya karena dia memang punya anak. Putri. Si Barbie tadi. Yang dia sudah setuju untuk sekolah di Paris tahun depan.
Itulah putri tunggalnya. Yang sangat dia banggakan. Sang putri memilih ikut ibu. Bukan ikut ayah. Terutama karena punya minat yang besar di bidang yang sama: batik. “Berarti akan ada yang mewarisi kecintaan saya pada batik,” ujar LD.
Hobi LD di supercar. Kecintaan LD di batik. LD sendiri mewarisi ‘cinta batik’ itu dari sang ayah. Yang sangat cinta pada budaya Jawa. Mulai wayang sampai itu tadi: batik. Sang ayah meninggal ketika LD baru berumur 19 tahun –kena serangan jantung.