Tak jauh beda pesannya dari yang disampaikan di Bukit Nyomot itu. Bahkan saat itu diputar pidato kemarahan Jokowi yang juga viral itu. Meminta para pembantunya, para menteri bekerja lebih keras. Presiden berjanji akan mengambil langkah-langkah “extra ordinary”.
“Cukup bagi saya untuk belajar pemerintahan selama 1,5 tahun ini,” kata Jimat menegaskan.
Setelah dua pertemuan itu. Di rumah pribadi dan Bukit Nyomot. Acara di Bukit Nyomot viral di media sosial. Bupati marah dan mencari siapa yang menyebar video?
“Tidak. Ya sulit nyari siapa yang nyebarin,” kata Kabag Protokol Setda, Euis Hartini.
Menurutnya, tidak ada maksud joget-joget begitu. Itu spontan saja. Yang bikin heboh, karena yang nyanyi adalah Cecep, Kepala BKPSDM yang pendiam. Menyanyikan Lagu “Neng Geulis”.
“Pa Cecep kan pendiam. Tapi dipaksa nyanyi sama yang hadir. Terus nyanyi banyak salah, gak hafal teks. Jadi itu yang bikin heboh, lucu. Yang pendiam berani nyanyi,” tambahnya.
Beranjak tengah malam, sebagian pejabat dan keluarganya beristirahat. Tapi bupati bersama sejumlah kepala dinas tetap berkumpul. Berdiskusi program. Bagaimana caranya berjalan efektif dengan anggaran terbatas.
Bagi Euis, acara itu benar-benar berkesan. Ia merasakan terbangun kedekatan dan chemistry. Sebagaimana tujuan kegiatan yang disampaikan Sekda Aminudin. Acara itu dikemas berbeda agar tumbuh saling pemahaman dan keakraban.
Kapok bikin kegiatan itu? Tidak. Akan dilakukan beberapa kali lagi. Tapi untuk kejadian di Bukit Nyomot itu Jimat sudah minta maaf melalui media. Karena berkerumun tanpa masker.
Camping selanjutnya mungkin tanpa joget dan lagu “Neng Geulis”. (*)