Asas pendidikan juga akan sangat menentukan dalam penentuan materi ajaran (kurikulum) saat siswa belajar di rumah.
Kesadaran yang dimiliki orang tua juga sangat berpengaruh. Mereka akan mendidik sesuai target dan tujuan pembelajaran dalam Islam. Mendidik dengan penuh kasih sayang karena berangkat dari kesadaran terhadap kewajiban dari Allah SWT.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka saat belajar di rumah dalam, bagian pembentukan kepribadian Islam dan life skill bisa 30%, konten materi tsaqofah Islam 30%, sedangkan materi sains dan teknologi 40%. Bentuk penyampaian pun tidak akan keluar dari tujuan dan landasan akidah Islam.
Misalnya, guru tidak bersifat kaku dan memaksa atas tugas-tugas yang dibebankan kepada siswa. Dalam kondisi wabah, maka materi pembelajaran terutama untuk menguatkan ketaatan kepada Sang Pencipta yang menguasai manusia.
Kedua, Islam menguasai ilmu dan teknologi komunikasi yang handal. Maka, keterbatasan guru, siswa dan orang tua untuk melakukan pembelajaran daring bisa diminimalisir. Berbeda dengan kondisi saat ini, masih banyak guru, siswa, dan orang tua yang gagap teknologi komunikasi.
Ketiga, belajar di rumah ditopang oleh perekonomian yang stabil bahkan maju. Dengan kondisi tersebut, negara mampu menopang kehidupan ekonomi rakyat yang membutuhkan bantuan akibat lockdown. Orang tua tak perlu bekerja di luar. Mereka bisa optimal membantu proses belajar di rumah dengan sebaik-baiknya.
Tak hanya dalam pemenuhan kebutuhan pokok, Islam juga mampu memberikan berbagai fasilitas pendukung pembelajaran. Negara menyediakan platform pendidikan gratis dan sarana pendukungnya, seperti internet gratis dan media (alat komunikasinya).
Demikianlah, hanya Islam yang mampu memberikan pelayanan pendidikan optimal lagi sahih kepada rakyatnya baik pada kondisi wabah maupun tidak. Belajar di rumah saat wabah pun tak perlu keluh kesah.
Wallahu a’lam bishshawab.