BANDUNG – Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengatakan terhitung pada pekan ini tidak ada lagi kabupaten dan kota yang berstatus zona merah atau risiko tinggi penularan COVID-19 di Jabar.
“Status per minggu ini tidak ada zona merah (di Jabar, red.), terakhir minggu lalu ada Kota Depok,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar itu usai memimpin rapat koordinasi mingguan Gugus Tugas Jabar di Makodam III/Siliwangi di Kota Bandung, Selasa.
Rinciannya, dari level kewaspadaan 27 kabupaten/kota se-Jabar, terdapat 17 daerah yang masuk zona kuning (risiko rendah) dan 10 daerah zona oranye (risiko sedang).
Pekan sebelumnya, Kota Depok menjadi satu-satunya daerah zona merah di Jabar, sementara 14 daerah adalah zona kuning dan 12 daerah lainnya zona oranye.
Kang Emil menambahkan per 22 Agustus, pihaknya berhasil menekan Angka Reproduksi Efektif (Rt) COVID-19 kembali di bawah angka satu yakni 0,92, sedangkan angka Rt rata-rata Jabar berdasarkan hitungan Bappenas RI ada di angka 1,01.
“(Rata-rata, red.) angka reproduksi COVID-19 Jawa Barat ini termasuk yang rendah, karena berada di urutan 26 terendah dari 34 provinsi yang ada di Indonesia,” katanya.
Gugus Tugas Jabar terus berupaya meningkatkan pengetesan melalui tes usap metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar) hingga Selasa, pukul 14.00 WIB, terdapat 203.306 tes PCR dilakukan di Jabar.
Mulai pekan ini, pengujian PCR ditargetkan mencapai 50 ribu per pekan di 26 laboratorium dengan dukungan pengetesan lewat 27 unit PCR koper atau PCR portabel yang bisa digunakan ke pelosok daerah.
“Kami menargetkan mulai minggu ini, per minggu pengetesan PCR bisa 50 ribu per minggu dengan kapasitas di 26 laboratorium ditambah 27 portabel PCR yang sudah kita bagikan untuk mengetes di pelosok-pelosok (daerah, red.) yang kurang terjangkau peralatan yang canggih,” katanya.
Usai libur panjang akhir pekan lalu, Gugus Tugas Jabar memantau peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 dalam 14 hari ke depan.
Kang Emil berharap, tidak ada peningkatan kasus yang artinya penerapan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun, di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) berjalan dengan efektif.