Monev Kebijakan Impor Bahan Peledak Komersial, Ditjen Daglu Tinjau Langsung DAHANA

0 Komentar

SUBANG- Dalam rangka pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi kebijakan impor bahan peledak komersial, Ditjen Perdagangan Luar Negeri melakukan kunjungan kerja ke PT DAHANA (Persero). Kunjungan yang dilaksanakan Kamis, (3/9) ni dipimpin langsung oleh Kepala Seksi Barang Kimia dan Bahan Berbahaya Ditjen Daglu Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, M. Ashari Firdaus.
Dalam agendanya kali ini, Tim Ditjen Daglu mengunjungi fasilitas produksi dan gudang penyimpanan bahan peledak komersial milik DAHANA di area terbatas Ring I Energetic Material Center DAHANA, Subang.
M. Ashari Firdaus, Kepala Seksi Barang Kimia dan Bahan Berbahaya Ditjen Daglu mengatakan, kunjungan kerja ini merupakan kegiatan rutin guna memonitor dan mengevaluasi tentang kebijakan impor barang kimia dan bahan berbahaya termasuk didalamnya adalah bahan peledak komersial.
“Kegiatan kunjungan seperti ini rutin dilakukan kepada setiap perusahaan yang melakukan aktivitas kegiatan impor barang kimia maupun bahan berbahaya lainya, jadi tidak hanya ke DAHANA saja,” ucap Ashari.
Lanjutnya lagi, setelah mengunjungi fasilitas produksi DAHANA, Ashari berharap kedepannya Indonesia khususnya DAHANA sudah mampu memproduksi sendiri mulai dari bahan baku hingga hasil jadi bahan peledak komersial tanpa melakukan impor lagi. “Akan bagus sekali nantinya jika semua bisa diproduksi secara mandiri di dalam negeri,” harap Ashari.
DAHANA sendiri terus melakukan beberapa upaya untuk mewujudkan kemandirian bahan peledak di Indonesia, salah satunya saat ini DAHANA sedang membangun pabrik Elemented Detonator dikawasan Energetic Material Center, Subang Jawa Barat dan Pabrik Amonium Nitrat (AN) di Bontang Kalimantan Timur.
Pembangunan Pabrik AN sendiri akan menjadi katalisator bagi tumbuh dan kembangnya industri turunannya, baik untuk sektor bahan peledak komersial maupun pertahanan. Dengan kehadiran Pabrik Amonium Nitrat, kemandirian industri bahan peledak yang terlepas dari ketergantungan impor menjadi sebuah keniscayaan khususnya industri pertahanan yang berujung pada kemandirian Alutsista Nasional.(dan)

0 Komentar