Butuh Ketelatenan, Karya Unik Banyak Dicari
Pipik (33) berhasil menyulap ban bekas menjadi kursi dan meja. Bahkan dia mampu membuat motif yang menarik pada kursi dan mejanya.
LAPORAN: YUGO EROSPRI, Subang
Sampah tersebut berada di Rumah Inspirasi yang merupakan project CSR dari Pertamina berlokasi di RT 14 RW 10 blok Tegal Kalapa, Kelurahan Dangdeur.
Pelaku kerajinan bengkel kreatif Pipik (33) mengatakan, sengaja memanfaatkan ban mobil bekas untuk menjadi set tempat duduk. Tambang dan kaca menjadi perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjadi tempat duduk.
“Saya juga menggunakan alat seperti kompresor, masker pelindung dan mesin pengukir,” ujarnya.
Dia menyampaikan, pembuatan membutuhkan waktu tiga minggu jika dikerjakan dengan serius. Untuk satu set tempat duduk membutuhkan cat sebanyak 1 kilogram.
“Butuh ketelatenan dalam pembuatannya,” katanya.
Satu set tempat duduk dibanderol dengan harga Rp1,5 juta. Tempat duduk tersebut bisa tahan dalam beberapa tahun, karena tempat duduk tersebut berbahan dasar dari ban yang mudah dibersihkan.
“Adapun untuk para pemesan juga bisa memilih motif-motif yang akan dibuat sebelumnya seperti motif logo klub bola Barcelona, Madrid, Spiderman ataupun lainnya terserah selera pemesan,” jelasnya.
Dia mengatakan, saat ini telah banyak pembeli. Mereka tahu dari mulut ke mulut yang langsung datang ke Rumah Inspirasi.
“Mengenai keuntungan setiap produk hasilnya diserahkan ke admin Rumah inspirasi dan setiap penjualan biasanya mendapatkan 60 persen,” ujarnya.
Pimpinan PLUT Subang Suwitro mengatakan, untuk memulai usaha kecil bisa dengan hal-hal yang bisa menarik perhatian. Untuk kekreatifan dalam mengolah produk dalam usaha kecil harus ditingkatkan dikarenakan sesuatu yang unik dan murah pasti dicari oleh para pembeli .
Sementara itu Manager Legal & Relation PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field Viona Amelia Resty mengatakan, pandemi Covid-19 memang dirasakan memberikan efek multidimensional yang luar biasa. Tak terkecuali juga pada kegiatan usaha Rumah Inspirasi.
Aktivitas dan mobilitas masyarakat di luar rumah yang cenderung menurun. Sekolah yang diliburkan, perkantoran yang kemarin sempat tutup usaha maupun kini yang berjalan dengan penerapan new normal, misalnya juga turut memberikan dampak pada volume sampah yang dihasilkan.