Memaknai Sila Pertama
“KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Bagian Kelima
Oleh: Kang Marbawi
Salam untuk semua saudara sebangsa setanah air, dari berbagai suku, agama, bahasa, etnis, budaya, kepercayaan dan warna kulit apapun. Kita adalah saudara sebangsa dan setanah air. Semoga kita semua selalu sehat dan bahagia.
Minggu yang lalu kita telah mendiskusikan tentang sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah bertumpu kepada nilai-nilai kemanusiaan. Keimanan kita harus tercermin dalam penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Serta mendiskusikan bahwa sila pertama menjadi landasan teologis dari sila ke tiga. Mendiskusikan sila pertama tidak akan selesai dalam waktu cepat. Sebab sila pertama menjadi dasar dari semua sila dan aktivitas warga negara.
Pertanyaannya adalah apakah sila pertama melandasi sikap sosial dan keagamaan kita dalam menghadapi Pandemi Covid-19? Termasuk apakah agama (baca sila pertama) menjadi landasan dalam aktivitas ekonomi, sosial, politik, lingkungan, pendidikan dan budaya?
Mari kita diskusikan pertanyaan yang pertama. Sila pertama ini, dalam keseharian tercermin dalam sikap keagamaan yang moderat (seimbang, tengah-tengah) dan menguatkan nilai-nilai Kemanusiaan. Menghadapi Pandemi Covid-19, yang telah merenggut jutaan nyawa, sila pertama menuntun kita untuk memiliki KEPEKAAN terhadap persoalan dampak kemanusiaan, sosial, ekonomi yang paling dirasakan masyarakat.
Kepekaan tersebut akan muncul dalam berbagai bentuk. Yang paling sederhana adalah mematuhi protokol kesehatan untuk menjaga penularan Covid-19. Seperti pakai masker, sering cuci tangan, jaga jarak, membatasi aktivitas di luar rumah dan aktivitas sosial yang melibatkan banyak orang atau melakukan aksi-aksi sosial sekecil apapun. Bahwa penerimaan kita atas dasar agama terkait Pandemi Covid-19 adalah bagian dari “ujian” dari Tuhan, menjadi penting ditegaskan. Namun demikian, sikap tetap berusaha untuk melawan Covid-19 yang dilandasi ajaran agama juga menjadi penting. Sehingga sikap dan kepekaan kita terhadap dampak Covud-19 memiliki landasan spiritual.
Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, ekonomi, pendidikan, budaya bahkan dogma agama. Aktivitas dan relasi warga masyarakat pun terdampak dan berubah. Sebagian memberi dampak positif dan sebagian memberi dampak negatif. Bergantung kepada tingkat penerimaan diri, kondisi sosial ekonomi dan agama warga masyarakat dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Sila Pertama menekankan kepada bagaimana sikap kita dalam menghadapi Covid-19 ini dengan sikap untuk menjaga secara bersama-sama dampak negatif dari Covid-19.