Alangkah eloknya jika hari ini kita menirunya dengan spirit dan reflektif yang sama dalam mengisi kemerdekaan bangsa. Kita bisa mengisinya dengan hal-hal kecil yang ditunjukkan semisal rajin belajar, berbahasa yang santun maupun penggunaan sosmed yang bijak. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari pemudanya. Kita menyadari betul akan pernyataan ini, namun seolah berbanding terbalik jika para pemuda kita dalam keseharian tidak mempunyai kesadaran komunal.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 tahun 2020 yang bertema Bangkit dan Bersatu menjadi hal yang berbeda, masa pandemi ini menuntut kita mempunyai kesadaran kolektif kaum pemuda terpelajar untuk Semangat Bangkit dan Bersatu melawan pandemi dengan cara menerapkan protokol kesehatan serta perilaku hidup bersih sehat maupun melawan kemalasan belajar dengan cara haus belajar sepanjang hayat yang bertujuan menggapai pemuda sehat yang berpendidikan maju.
Era pandemi ini, banyak cara yang dapat kita lakukan bersama dalam rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda, antara lain dengan cara mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda secara virtual maupun mengisi berbagai platform media sosial kita dengan tagline kebangsaan, seminar virtual dan mengampanyekan spirit perjuangan pemuda di ranah virtual.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 64,20 juta jiwa atau 24,04% dari total penduduk. Hal tersebut, Indonesia mengalami bonus demografi. Satu dari empat orang di Indonesia, di antaranya adalah pemuda. Jika hal ini tidak dikelola dengan baik, maka bonus demografi yang dihadapi oleh produktifitas pemuda menjadi bumerang bagi bangsa kita.
Pemuda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mampu dan memiliki berbagai kompetensi penunjang kondisi masa depan yang sulit diprediksi. Karakter yang kuat, jiwa patriotisme, keluasan pengetahuan, keterampilan berbahasa yang santun adalah modal bagi kita dalam membuka kunci keberhasilan bonus demografi yang akan kita hadapi bersama.
Oleh sebab itulah, kiranya sumpah pemuda tidak hanya diperingati sebagai momentum sakral dan peristiwa sejarah yang kita terus kenang bersama, akan tetapi bisa menjadi spirit kita dalam keseharian dan dijadikan sebagai modal utama dan penunjang dalam mengisi kemerdekaan bangsa.(*)