Oleh :
1.Yulia Enshanty, S.Pd, Guru Geografi di SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
2.Drs.Priyono,MSi( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Membaca , mendengar dan menulis adalah aktivitas yang saling terkait dan komplementer. Seorang penulis tidak akan produktif ketika mereka tidak mendapatkan bahan yang ingin ditulis yang dapat diperoleh dari berbagai sumber lewat membaca, mendengar dan mempraktekkan. Menulis adalah ranah praktek tapi harus memiliki teori yang baku. Oleh karena itu seorang penulis harus menjadi seorang pembaca dan seorang pendengar yang baik, bila tidak, sulit untuk merealisasikan. Ketika bahan sudah tersedia dalam ram yang besar di otaknya, tinggal beraksi untuk menyusun agar tulisan itu mengalir dan memberi pesan yang menyenangkan pada pembacanya.
Membaca adalah salah satu kompetensi yang harus diasah, baik oleh peserta didik maupun pendidik. Membaca merupakan sebuah aktivitas berupa melafalkan atau mengeja sebuah tulisan. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang menyatakan bahwa membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Membaca memiliki peran yang sangat vital dalam menyumbang generasi-generasi emas pembawa kemajuan. Membaca akan meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan seseorang.
Aktivitas membaca buku merupakan hal yang menyenangkan. Kegiatan ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Kita tidak perlu menjadi seorang kutu buku untuk bisa larut dan membaca buku dengan khusyuk. Aktivitas membaca ini bisa dilakukan ketika sedang mempunyai waktu luang. Dimanapun dapat dilakukan, misalnya ketika sedang menunggu kendaraan umum. Apabila seseorang telah memiliki kegemaran membaca, biasanya akan muncul seperti aktivitas mengoleksi buku.
Membaca merupakan aktivitas yang sudah dikenal manusia sejak lama. Sebagai contohnya, dalam sejarah kita mengenal Presiden RI pertama, Soekarno yang dikenal suka sekali membaca buku. Kesukaannya membaca menjadi bekal yang mendasari pemikirannya tentang perjuangan dan mengantarkannya menjadi pejuang nasional. Rekan proklamatornya, Bung Hatta, juga merupakan tokoh yang terkenal mempunyai hobi membaca. Bung Hatta juga gemar mengoleksi buku. Koleksi bukunya banyak berbahasa asing seperti Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman. Itulah sebabnya, Bung Hatta menguasai empat bahasa tersebut.