Oleh :
1.Yulia Enshanty, S.Pd,
Guru Geografi di SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
2.Drs.Priyono,MSi
( Dosen dan Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat  mengkontruksikan pengetahuan baru. Pembelajaran juga menjadi sebuah upaya untuk meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran dapat membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Tingkatan serapan materi dapat digambarkan dalam kata mengetahui/to know dan meningkat menjadi memahami/to understand. Jika materi yang diberikan kepada siswa/mahasiswa sekedar tahu tapi tidak mendalam dan mengikat maka dikatakan baru dalam ranah mengetahui, akan tetapi jika pemahaman terhadap obyek kajian itu bisa ditangkap secara mendalam dan melekat sehingga memiliki daya ingat yang lama maka itu disebut memahami. Pengajar harus berusaha menjadikan materi itu sampai pada Memahami sehingga memiliki implikasi yang lebih luas dan bermanfaat.
Dalam kegiatan pembelajaran, terjadi interaksi antara pendidik dan siswa, baik itu secara aktif (dengan tatap muka langsung) ataupun secara pasif (berbasis daring seperti pada saat ini). Selama masa pandemi, pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak dapat dilakukan dengan tatap muka langsung, tetapi dengan pembelajaran jarak jauh yang berbasis online (dalam jaringan). Kegiatan pembelajaran jarak jauh tentunya berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Bukan hanya perbedaan dalam cara pemberian materi pembelajaran, tetapi termasuk juga dalam penugasan terhadap siswa.
Pembelajaran jarak jauh, mengharuskan pendidik dapat kreatif dalam penyampaian materi, agar siswa mudah memahami materi. Penggunaan variasi ataupun cara penyampaian materi sangat dibutuhkan agar siswa tidak merasa jenuh. Demikian halnya dengan penugasan, diperlukan penugasan yang bervariasi. Penugasan yang tentunya tetap mengedepankan prinsip memanusiakan hubungan, mengingat kondisi setiap siswa tentunya berbeda. Ada siswa yang mudah memahami materi meskipun harus belajar secara mandiri, namun adapula siswa yang tidak dapat belajar mandiri dan tetap memerlukan guru sebagai sumber belajar utamanya.