“Wisata Bencana” Dibalik Covid -19 pada Era New Normal

“Wisata Bencana” Dibalik Covid -19 pada Era New Normal
0 Komentar

Kondisi pandemi covid-19 ini telah banyak memakan korban dan kapan berakhirnya juga belum dapat ditentukan, sehingga akhirnya pemerintah menyerukan kepada masyarakat untuk melakukan normal baru. Normal baru adalah adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Melalui Gerakan “Ingat Pesan Ibu Patuhi 3M” masyarakat diwajibkan untuk memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak/hindari kerumunan. Selain itu juga dikenal protocol VDJ (ventilasi, durasi dan jarak), protokol ini mengarahkan masyarakat untuk menghindari ruangan dengan ventilasi buruk, durasi berinteraksi dengan orang lain tidak terlalu lama (15 menit) serta menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan yang lain dan tentunya menghindari kerumanan massa.
Ketertiban penerapan normal baru ini tentunya bertujuan untuk hidup sehat dan memutus rantai penularan covid-19. Apabila kita semua sadar akan kebutuhan sehat, semestinya penerapan normal baru ini menjadi suatu keharusan. Berkaitan dengan “wisata bencana”, normal baru secara otomatis akan mengikis bahkan mungkin menghilangkannya, demi keberhasilan tanggap darurat dan terutama demi rasa kemanusian. Menyeimbangkan orientasi keamanan massa, kenikmatan wisata bencana dan tanggung jawab komunal akan menjadi tindakan terpuji disaat pandemic sedang melanda. Korban yang berjatuhan yang tidak mengenal usia,derajat dan sebaran spasial adalah sebuah keniscayaan dan harus diminimalisir dengan perilaku disiplin dan empati dengan tidak mengurangi kepedulian social. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar