Maka pemerintahan seperti apa yang dihasilkan dari proses pemilihan dengan mengabaikan keselamatan jiwa manusia. Penguasa negeri ini makin memperjelas posisinya di hadapan rakyat, bahwa mereka berkuasa untuk semata-mata mengamankan jalannya sistem demokrasi. Nyawa rakyatnya sendiri diabaikan, demi kursi yang diduduki penguasa dan didanai para kapitalis.
Lantas bagaimana pandangan Islam terkait pemilihan pemimpin yang hasilkan pemimpin amanah dan jauh dari aroma kepentingan kapitalis? Dalam islam rakyat akan membaitat khalifah dan menjadikan Al Quran dan As Sunnah sebagai sumber hukum.
Khalifah memilih wali atau gubernur yang tentu saja sudah memenuhi syarat-syarat sebagai penguasa. Syarat-syarat tersebut yaitu harus seorang laki-laki, merdeka, muslim, balig, berakal, adil, dan mampu.
Dengan demikian, pemilihan wali tidak akan membutuhkan biaya mahal karena dapat dilaksanakan secara hemat, efektif dan efisien, serta mengutamakan keselamatan rakyat.
Suasana yang terdapat dalam sistem Islam menjadikan penyelenggaraan aparatur negara dapat berjalan dengan amanah. Kinerja pemimpin daerah akan senantiasa dikontrol Khalifah atau orang-orang yang ditunjuk Khalifah.
Fungsi pemimpin dalam Islam adalah mengurusi rakyatnya secara sungguh-sungguh dan melindungi rakyat, baik dari ancaman kelaparan, kemiskinan, termasuk penyakit berbahaya.
Maka berkorban untuk demokrasi adalah hal yang sia-sia, karena bagi seorang muslim Allah sudah memberikan aturan yang sangat luar biasa. Aturan dalam segala apek kehidupan yang harus kita terapkan dalam sistem Islam.
Wallahu ‘alam