Dalam sistem kapitalisme, apapun bisa dibeli oleh uang, termasuk suara rakyat. Begitu pun semua hal boleh dilakukan untuk mendapatkan uang, meski akan ada pihak lain yang dirugikan, selama dilegalkan oleh penguasa. Oleh karena itu, mereka akan menyokong orang-orangnya di jajaran pemerintahan agar menjadi jalan pelicin kepentingannya melalui kebijakan yang dikeluarkan.
Dengan demikian, kondisi negeri tercinta Indonesia dan juga negeri dimana kaum muslim berada tidak akan pernah berubah selama masih menerapkan aturan hidup yang sama. Ratusan kali Pemilu diadakan, perubahan tak akan datang, karena sistem cacat yang masih digunakan. Maka, sudah ada saatnya kita keluar dari cara hidup yang menyengsarakan ini, karena tidak akan membawa kita pada kesejahteraan hidup di dunia, terlebih lagi di akhirat. Sudah saatnya kita beralih pada sistem Islam yang mampu membawa umat pada perubahan hidup yang sejati, menyelamatkan kehidupan dunia dan akhirat.
Sistem Islam menjadikan keimanan sebagai landasan hidup. Pemimpin dalam Islam tidak akan berlomba-lomba, apalagi menghalalkan segala cara demi memanjat kursi kekuasaan. Sebaliknya, mereka akan sangat takut jika diberi amanah berat mengurusi urusan umat karena mengingat tanggung jawab hisab di hadapan Allah kelak. Bagi yang siap mengambil amanah ini pun, landasannya adalah keimanan, bukan karena iming-iming materi yang menggiurkan. Maka, ia akan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh dalam mengatur urusan umat dengan menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman.
Sistem Islam dengan kesempurnaannya akan mampu menangkal hal-hal yang berbau kecurangan dan ketidakjujuran. Ketakwaan pemimpin, ketaatan rakyat, dan penerapan hukum Sang Pencipta menjadi semangat dasar dalam kehidupan bernegara. Dengan demikian keberkahan hidup di dunia teraih, keselamatan akhirat pun terjamin. Maka, tidak rindukah kita dengan penerapan sistem Islam seperti ini?
Wallahu a’lam bi ash-shawwab.