Perdagangan Minyak Bumi Arab Saudi Selama Pandemi Covid-19

Perdagangan Minyak Bumi Arab Saudi Selama Pandemi Covid-19
0 Komentar

Akibat pandemi, pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk menutup Masjidill Haram dan Masjid Nabawi selama pada awal pandemi Covid-19. Dikutip dari Tempo, Arab Saudi juga menangguhkan sementara pelaksanaan ibadah umrah bagi jamaah karena dikhawatirkan akan menimbulkan klaster Covid-19 yang masif. Pemerintah Arab Saudi juga menghimbau kepada warganya untuk mematuhi setiap peraturan dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Selain itu, pemerintah Arab Saudi juga menghimbau warganya agar melaksanakan solat di rumah masing-masing guna menghindari penyebaran Covid-19 melalui kontak jamaah di tempat-tempat ibadah apabila tetap melaksanakan solat berjamaah di masjid.
Salah satu negara yang mengalami penurunan keuntungan dari produksi minyak buminya adalah Arab Saudi. Seperti yang diketahui bahwa Arab Saudi merupakan salah satu negara dengan cadangan minyak bumi terbesar di dunia. Dilansir Kompas.com, Arab Saudi berada di peringkat dua dari daftar negara-negara yang memiliki cadangan minyak bumi terbesar di dunia dengan produksi sebanyak 297,6 triliun barrel, Arab Saudi hanya kalah dari Venezuela di peringkat pertama dengan produksi sebanyak 303,8 triliun barrel.
Arab Saudi mengalami penurunan keuntungan penjualan minyak bumi lewat perusahaan milik Pemerintah Arab Saudi yaitu Aramco sebesar 73 persen pada kuartal ke-2 tahun 2020. Menurut laporan Bloomberg, laba bersih Aramco turun drastis menjadi 24,6 miliar riyal (6,6 milyar USD), jumlah ini turun signifikan apabila dibandingkan dengan tahun lalu pada kuartal ke-2 yaitu sebesar 92,6 miliar riyal.
Selain itu, adanya perang harga antara Arab Saudi dan Rusia juga turut menyebabkan harga minyak khususnya yang berasal dari Arab Saudi merosot tajam. Hal ini tentu dimanfaatkan oleh konsumen minyak bumi dari Arab Saudi untuk memperoleh minyak sebanyak-banyak dengan harga yang sangat murah, hal tersebut menimbulkan pasokan minyak bumi Arab Saudi menjadi cepat habis dan berimbas kepada biaya produksi yang semakin berat.
Keadaan ini bertambah sulit dengan adanya ketidakpastian Tiongkok mengenai impor minyak dari Arab Saudi yang mereka lakukan. Dilansir dari detik.com, Tiongkok merupakan salah satu konsumen utama minyak bumi Timur Tengah, namun pada masa pandemi ini Tiongkok memutuskan untuk mengurangi impor minyak bumi dari Arab Saudi. Hal tersebut juga menyebabkan Arab Saudi memangkas harga jual resmi untuk jenis minyak mentah Light yang diekspor ke Asia guna menghindari kerugian lebih besar lagi. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar