Antibodi Monoklonal untuk Virus Covid-19

Antibodi Monoklonal untuk Virus Covid-19
0 Komentar

Oleh:
Della Frisca Damayanti, Imam Syahid Hudzaifah, Nur Auliyah Fitriani Sadira, dan Sivtyana Nur Agiesta
Pendidikan Biologi UPI

SARS-CoV-2 muncul pertama di Kota Wuhan, China kini telah menyebabkan pandemi penyakit pernapasan di seluruh dunia, yaitu COVID-19 termasuk di Indonesia. Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia berkembang menjadi lebih agresif. Upaya pencegahan dan pengobatan COVID-19 pun digalakan dengan berbagai pendekatan, salah satunya lewat pendekatan medis.
Coronavirus memiliki kemiripan satu sama lain dalam morfologi dan struktur kimia penyusunnya. Virus ini diselimuti oleh lapisan envelope berbentuk bola atau pleomorfik, mengandung asam nukleat RNA untai tunggal yang terikat dengan nucleoprotein dalam kapsid yang terdiri dari protein S. Hal ini menjadi petunjuk pembuatan pengobatan yang mirip dengan penyakit dengan keluarga Coronavirus lainnya yang sudah telebih dahulu ada.
Para peneliti asal Universias Utrecht, Pusat Medis Erasmus dan Harbour BioMed, Belanda, berhasil mengidentifikasi antibodi monoklonal manusia 47D11 yang mampu mencegah infeksi dari virus SARS-CoV-2. Tes ini dilakukan dalam sel tikus yang telah direkayasa (H2L2) untuk membawa gen manusia. Terobosan ini menjadi sebuah harapan untuk pengobatan COVID-19 yang telah memakan korban jiwa sebanyak 1.573.148 di seluruh dunia.
Apa itu antibodi monoklonal? Bukankah tubuh juga memproduksi antibodi?
Ya, benar. Secara alami, tubuh kita sudah memproduksi antibodi. Antibodi ini berperan sebagai benteng pertahanan tubuh pertama yaang bekerja secara spesifik terhadap serangan antigen pembawa penyakit seperti zat beracum, bakteri, bahkan virus. Namun, antibodi di dalam tubuh ini diproduksi dalam skala kecil dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat terbentuk di dalam tubuh.
Pada tahun 1990-an, peneliti berhasil mengembangkan suatu teknologi untuk memproduksi zat antibodi yang diperoleh dari sel-sel hibridoma yang disebut antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal ini dapat diproduksi secara massal dalam waktu yang singkat dan juga spesifik untuk melawan penyakit tertentu. Antibodi monoklonal pertama yang berhasil dikembangkan adalah antibodi untuk mengobati kanker payudara. Sampai saat ini, sudah banyak terdapat antibodi monoklonal yang digunakan di seluruh dunia untuk mengobati kanker, alergi, dan kondisi penyakit lainnya. Maka, tidak mustahil jika antibodi monoklonal menjadi solusi penanganan COVID-19 yang sedang merebak saat ini.

0 Komentar