BANDUNG-Penyebaran kasus Covid-19 tidak pandang bulu, virus yang awalnya terdeteksi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina tersebut menyerang ke berbagai kalangan, termasuk tenaga kesehatan (nakes) hingga pejabat.
Hal itu membuktikan jika Covid-19 tidak memandang status sosial dan ekonomi, bahkan nakes sekalipun meski dalam tugasnya sudah memakai peralatan pelindung lengkap untuk mencegah mereka terinfeksi virus.
Seperti yang diceritakan Rosidin, 28, salah seorang perawat di Puskesmas Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dia tak menyangka bisa terpapar Covid-19 usai mengantarkan seorang pasien ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Cikalongwetan.
“Awalnya saya sendiri mengantar pasien positif asal Desa Cikahuripan ke RSUD Cikalongwetan bersama sopir. Sepulang dari mengantar pasien, kondisi tubuh saya masih baik-baik saja, dan bertemu dengan istri serta anak di rumah,” kata Rosidin, Rabu (23/12).
Beberapa hari kemudian, Rosidin mulai merasakan gejala namun belum sadar jika dirinya telah positif Covid-19. Waktu itu, dia mengalami diare dan hilang indera perasa atau penciuman, serta demam hingga suhu tubuhnya naik mencapai 39 derajat celcius.
“Makan enggak terasa apapun, hampir seminggu saya enggak enak badan. Akhirnya saya periksakan ke puskesmas untuk dites pada 23 Oktober 2020 dan hasilnya positif. Pikiran saya, mungkin saya terjangkit setelah kontak erat dengan pasien yang ditangani beberapa waktu lalu,” bebernya.
Diliputi kepanikan, Rosidin ingat jika virus korona memiliki kemampuan penularan yang cepat sehingga langsung menyampaikan kabar buruk itu kepada istrinya. Setelah melakukan tracking dan tes swab, Rosidin sempat kaget karena istinya pun ternyata dinyatakan positif walaupun sehari-hari tinggal di rumah untuk mengurus anak tunggalnya.
“Istri saya juga positif walaupun tidak ada gejala, disusul putri saya yang masih berusia 5 bulan juga sama. Akhirnya kami bertiga menjalani isolasi mandiri di rumah,” ucapnya.
Selama menjalani isolasi di rumah, cobaan batin sempat dirasakan Rosidin bersama istrinya. Apalagi, tidak ada satu pun tetangga yang mengetahui kondisinya saat itu. Bahkan untuk kebutuhan makanan dan obat-obatan, ia meminta petugas puskesmas mengantarkan ke depan gerbang rumahnya.