CINTA YANG DILANDASI KEIMANAN

CINTA YANG DILANDASI KEIMANAN
0 Komentar

“Dari sahabat Anas, bahwa Nabi Saw. ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding Madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah.”  (HR. Bukhari, Ibnu Hibban dan Tirmidzi)

Pelajaran yang berharga dari hadis di atas adalah bagaimana Rasulullah menunjukkan rasa cintanya kepada tanah Madinah di mana beliau tinggal. Di sanalah beliau berhasil menyatukan suku-suku yang sering bertikai, di sana pulalah beliau berhasil mempersaudarakan kaum Ansor dan Kaum Muhajirin, di sana pulalah beliau berhasil membuat piagam madinah yang di dalamnya berisi poin-poin aturan untuk hidup secara bersama-bersama dan saling meghormati antara Muslim dan Non Muslim. Sebuah piagam perjanjian yang disebut-sebut para ahli sejarah sebagai konstitusi tertulis pertama di dunia.

Tentu saja segala pencapaian dan keberhasilan tersebut merupakan sebuah nikmat, rahmat dan juga sekaligus amanat dari Allah S.W.T. yang oleh Rasulllah akan selalu dijaga sepenuh hati dan sepenuh cinta.

Baca Juga:Memaknai Sila Kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” Bagian Kesatu Gerak Hati Kemanusiaan(E-Paper) Pasundan Ekspres 24 Desember 2020

Rasulullah telah wafat hampir 15 abad yang lalu. Tetapi kisah beliau tentang rasa cintanya kepada tanah yang di atasnya beliau berhasil membangun peradaban yang gemilang, terukir indah dengan tinta emas di atas prasasti sejarah umat manusia. Lantas, pada masa kini dengan konteks keindonesiaan kita, sejauh mana kita dapat “mencontek” bagaimana beliau bisa mencintai negerinya. Sebuah ironi di saat seharusnya kita bersama sama membangun dan mencintai negeri ini karena dilandasi keimanan kepada Allah, masih ada sekolompok orang yang dengan teganya melakukan aksi teror dan kekerasan. Teror dan kekerasan yang didasari rasa benci terhadap siapapun yang dianggap berbeda. Tidakkah mereka menengok sejarah hidup Rasulullah bagaimana beliau dengan sangat lihainya mengelola berbagai perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat madinah kala itu. Sungguh merupakan sebuah pengkhianatan terhadap amanat para pendiri bangsa bagi siapapun yang melakukan teror dan kekerasan karena dilandasi rasa benci terhadap siapaun yang berbeda darinya.

Pada akhirnya, coretan sederhana ini meruapakan ajakan untuk kita semua agar mencintai negeri ini. Cinta yang dilandasi keimanan kepadaNya karena pada hakikaktnya negeri dan bangsa yang besar ini merupakan Rahmat, Nikmat dan sekaligus Amanat yang agung dari dariNya. Wassalam.

Laman:

1 2
0 Komentar