Konsentrisitas adalah budaya baru yang tercipta adalah budaya inovatif-kreatif yang bermakna dan bermanfaat bagi kepentingan nasional.
Ki Hadjar Dewantara mengedepankan tiga ajaran tentang pendidikan (tiga fatwa). Ajaran pertama: Tetep, Antep dan Mantep (Ketetapan pikiran dan batin akan menentukan kualitas seseorang sehingga pada gilirannya rasa mantap itu datang juga).
Ajaran kedua:Ngandel, Kandel, Kendel dan Bandel (Kepercayaan diri akan membangun pendirian yang teguh. Jika itu ada maka pada gilirannya kendel (berani) dan bandel (tidak cepat merasa kuatir, tawakal) akan menyusul pula).
Ajaran ketiga: Neng, Ning, Nung dan Nang (Kesucian pikiran dan batin yang diperoleh dengan ketenangan hati, itulah yang mendatangkan kekuasaan. Dan, jika ketiganya ada pada kita maka kemenangan akan menjadi bagian kita juga).
Pertama: tetep, antep, mantep artinya bahwa pendidikan itu harus membentuk ketetapan pikiran dan batin, menjamin keyakinan diri dan membentuk kemantapan dalam prinsip hidup. Istilah tetep di sini dapat dimaknai dalam kerangka yang prinsipil, yakni memiliki ketetapan pikiran (untuk berkomitmen) yang selaras dengan nilai-nilai sosial. Pendidikan membentuk seseorang untuk mampu berpikir kritis dan memiliki ketetapan pikiran dalam khasanah nilai-nilai. Artinya, pikirannya tidak gampang terombang-ambingkan oleh tawaran- tawaran hidup yang tidak selaras dengan nilai-nilai. Istilah antep menunjukkan bahwa pendidikan menghantar seseorang untuk memiliki “kepercayaan diri” dan keuletan diri untuk maju terus dalam mengatasi segala tantangan kehidupan secara kstria (bersahaja).
Dalam praksis kehidupan, orang yang antep adalah yang memiliki keteguhan hati ke arah kwalitas diri sebagai manusia personal dan anggota komunitas sosial.
Sementara istilah mantep menunjukkan bahwa pendidikan menghantar seseorang untuk berkembang dalam kemajuan diri, memiliki orientasi yang jelas untuk menuju tujuan yang pasti, yakni kemerdekaan diri sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga dunia. Jadi, landasan operasinal pendidikan adalah upaya membentuk kualitas pribadi peserta didik sampai pada tingkat yang maksimal. Kira-kira begitulah makna interpretatif dari fatwa pertama Ki Hadjar tentang pendidikan (Tetep, antep dan mantep).
Kedua, ngandel, kandel, kendel dan bandel. Ngandel adalah istilah dalam bahasa Jawa yang artinya “berpendirian tegak”. Pendidikan itu harus menghantar orang pada kondisi diri yang ngandel (berpendirian tegak/teguh). Orang yang berpendirian tegak adalah yang berprinsip dalam hidup. Kendel adalah istilah yang menunjukkan keberanian. Pendidikan membentuk seseorang untuk menjadi pribadi yang berani, berwibawa dan ksatria. Orang yang berpendidikan adalah orang yang berani menegakkan kebenaran dan keadilan, matang dan dewasa dalam menghadapi segala cobaan.