Oleh: Lilis Lina Nastuti
Ummu BAGJA Mekalhaq
Saat datang bertubi masalah, jangan tergesa bertindak yang tak wajar.
Kontrol diri, lihat diri dan evaluasi diri, mungkin kesalahan ada dalam diri, pikirkan, renungkan dengan hati- hati dan teliti, jangan sampai keluar bahasa yang menyakiti hati.
Diam, lebih baik daripada, bicara yang bikin orang tersakiti.
Diam, lebih baik daripada membela diri, tapi tak jadi solusi.
Diam, lebih baik, untuk menghisab diri.
Diam, lebih baik, untuk mengingatkan apa- apa yang sudah dilakukan sebelum masalah terjadi.
Diam, lebih baik, tuk mencari solusi yang pasti.
Tunggulah sampai suasana tenang, saat hati rilex, tak tergesa pasti ada solusi yang bisa menyadarkan diri.
Hal terpenting… Saat ada masalah?
Usahakan sabar, tak tergesa, diamlah sejenak, diam lebih baik.
Jika sudah tenang, yakin ada solusi terbaik.
Ingat…firman Alloh.
Sesungguhnya dalam satu kesulitan, ada dua kemudahan.
Begitupun bertubi masalah dalam dakwah banyak musuh islam yang benci terhadap para pengemban dakwah, yang menyampaikan islam kaffah, dianggap salah, yang ngajak mengakui pluralisme/ menganggap semua agama benar, banyak pendukung.
Ah, sungguh aneh jaman yang dialami saat ini, semua serba kebalik.
Tapi, jangan lari dan jangan tinggalkan hidup di jalan dakwah.
Teruslah berjuang tuk tegakkan kebenaran, walau terjal, walau duri menghalang, tetap teguh di jalan dakwah, demi terbebasnya umat dari gelap menuju cahaya.
Dengan dakwah bisa mengantarkan terwujudnya cita cita mulya yakni tegaknya Daulah Khilafah agar Syariat Islam bisa diterapkan.
Jangan berdebat dengan orang yang nyinyir terhadap para pejuang Khilafah, jika mereka ngajak debat kusir yang tak berujung? Diam, lebih baik.
Katakan pada mereka maa salaama, akhiri saja dengan salam, atau kita redakan dengan Diam, lebih baik.
Wallahu a’lam.