LEMBANG-Penyiapan protokol kesehatan yang sangat ketat masih belum mampu menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara (wisman) untuk berwisata pada momen libur Natal dan Tahun Baru.
Apalagi, dengan keluarnya kebijakan pemerintah soal kewajiban pengunjung objek wisata untuk mengantongi hasil PCR dan rapid test antigen membuat masyarakat bingung. Ditambah, dengan adanya pemangkasan cuti bersama membuat sektor pariwisata semakin terpuruk.
Beberapa objek wisata di Kabupaten Bandung Barat pun merasakan penurunan drastis jumlah kunjungan wisatawan, salah satunya adalah Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Parahu. Bukan hanya wisatawan lokal, sejak merebak kasus virus korona, jumlah kunjungan wisman pun anjlok hingga nyaris 100 persen. “Dari sejak libur Natal sampai sekarang, pengunjung turun 60-70 persen. Yang lebih tragis, sejak korona merebak, tidak ada lagi pengunjung dari luar negeri,” kata pengelola Taman Wisata Alam TWA Tangkuban Parahu, Ruslan Kaban, Minggu (3/1).
Kebijakan larangan masuk Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia mulai awal Januari 2021 juga menambah beban pengelola wisata. Sebab jumlah wisman yang berkunjung dipastikan tidak ada dan membuat sepi. “Dulu sebelum pandemi, bisa ada 70 orang wisman, bahkan bisa ratusan orang perhari. Sekarang kadang tidak ada sama sekali, pernah hanya 1-2 orang wisman yang datang, tetapi itupun yang sudah lama tinggal di Indonesia,” tuturnya.
Diakuinya, pengelola senantiasa maksimal melayani para wisatawan dengan menerapkan protokol kesehatan baik kepada karyawan maupun bagi para pengunjung dengan harapan semuanya bisa tenang saat bekerja dan berwisata. “Sebelum kunjungan dibuka, seluruh karyawan wajib olahraga pagi, lalu mereka dicek suhu tubuhnya, kalau ada yang diatas 37 derajat kita pulangkan. Untuk karyawan bagian tiket, kita kasih face field lengkap dengan sarung tangan karena mereka langsung bersentuhan,” jelasnya.
Ruslan menjelaskan, pihaknya terus memantau situasi terkini untuk kembali menggairahkan kunjungan wisata. Kehadiran vaksin Covid-19, menurut dia, sebagai salah satu pemicu untuk memulihkan sektor pariwisata Indonesia pada 2021. “Saya yakin dengan vaksin, ke depan akan jauh lebih baik untuk mendorong pertumbuhan pariwisata di negara kita. Tapi vaksin saja tidak cukup, perilaku 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak dan menghindari kerumunan paling penting diterapkan masyarakat pada saat ini,” bebernya.(eko/sep)