Oleh : 1.Drs.Priyono,MSi(Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Yulia Enshanty, S.Pd (Guru Geografi SMAN 1 Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
Pandemi covid-19 belum juga usai, hingga saat ini seluruh penjuru dunia masih berjuang melawan pandemi termasuk Indonesia bahkan di beberapa Negara Eropa muncul virus baru yang lebih ganas sehingga beberapa Negara mengambil kebijakan lockdown untuk menyelamatkan warga negaranya. Di China, karena kasus impor baru yang menyebabkan peningkatan 76,3 persen selama bulan desember 2020 dibanding bulan sebelumnya. Sampai sampai masjid Changying ditutup untuk sholat jum’at. Penutupan ini erat kaitannya dengan tindakan antiepidemi setelah Beijing tercatat 104 kasus baru.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sampai saat ini masih terus mengalami peningkatan. Penyebarannya seolah tak terbendung, rumah sakit di sejumlah daerah hampir kewalahan mengatasi lonjakan kasus orang yang terpapar virus ini sehingga beberapa fasilitas umum digunakan untuk menampung mereka karena peningkatan pasien yang terus melaju. Virus ini tidak mengenal sasaran mulai dari pejabat tinggi setingkat Menteri, Gubernur, kyai, guru , tenaga kesehatan sampai rakyat jelata bisa jadi kurban. Sehingga banyak sendi-sendi kehidupan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Kekhawatiran terus meningkat karena di Jakarta kluster baru berkembang hingga keluarga, inilah pandemic yang mencekam. Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap segala bidang kehidupan seperti kesehatan, ekonomi bahkan pendidikan. Pembatasan sosialpun dilakukan demi menekan laju penyebaran virus covid-19. Untuk membatasi penyebaran virus ini , masyarakat diminta disiplin menerapkan protocol kesehatan mulai dari mencuci tangan, memakai masker,menjaga jarak, menghindari kerumunan,meningkatkan imunitas dan melaksanakan olah raga secara teratur serta makan bergizi.
Pandemi Covid-19 berpengaruh pada dunia pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara langsung atau tatap muka di sekolah/Kampus, kini dilaksanakan secara daring (pembelajaran dalam jaringan). Demi mencegah warga sekolah/Kampus terjangkit virus covid-19, pemerintah memutuskan kegiatan pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing. Pengajar dan peserta didik hanya dapat bertemu secara virtual di dunia maya. Hal ini sesuai dengan keputusan menteri pendidikan Indonesia yang tidak mengizinkan kegiatan pembelajaran dengan bertatap muka di sekolah selama pandemi. Berdasarkan arahan Mendikbud, pembelajaran dalam jaringan dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.