Bagi pemimpin Islam, sumber daya manusia adalah kekuatan bagi peradaban dan kecemerlangan dalam pemikiran merupakan kekayaan yang berharga. Sehingga akan menjadi bekal menuju ketaatan pada Allah Swt. dan dengan begitu manusia akan memperoleh kedudukan sebagai khairu ummah (umat terbaik). Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah.” (TQS Ali-Imran: 110)
Agar dapat tersolusikan dengan tuntas, kasus stunting yang terus membelit hedaknya dapat ditangani dengan Islam politik. Karena Islam adalah ideologi yang memiliki jalan keluar di segala problem yang dihadapi umat, sesuai fitrah, memuaskan akal, dan memberikan ketenangan jiwa. Mekanisme yang diterapkan Islam dalam mengatasi gizi buruk adalah dengan pemenuhan kebutuhan pangan dan nutrisi masyarakat individu per individu. Dan tentu saja, negara tak menguasakan ketersediaan pangan semata-mata pada impor.
Negara akan fokus pada peningkatan produktivitas pertanian dan pangan, melalui riset dan pengolahan data yang tepat agar distribusi pangan tersalurkan dengan tepat sasaran. Di bawah kepemimpinan Islam, segala amanah akan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan sabda Nabi saw.:
“Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya.” (HR. Bukhari)
Kemudian pemimpin Islam akan memberi jaminan ketahanan dan pembangunan keluarga berlandaskan akidah Islam. Sehingga keluarga mampu menjadi pilar peradaban yang kokoh. Bukan hanya itu, jaminan pendidikan bagi generasi pun akan diberikan agar menjadi generasi sehat, kuat dan mereka juga terjaga dalam keimanan dan ketakwaan.
Inilah solusi yang ditawarkan Islam dalam menyelesaikan masalah stunting. Islam dengan seperangkat aturan sempurna yang menjaga dan mengatur seluruh kehidupan. Dengan politik Islam akan menegakkan hukum-hukum Allah dan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam, sehingga akan tercipta kesejahteraan dan menjadikan generasinya sebagai sebaik-baik umat.
Wallahu a’lam bish shawab.