Oleh: 1.Drs. Priyono, MSi (Dosen Senior dan Wakil Dekan I pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Arif Jauhari ( Dosen Tamu pada Fakultas Geografi UMS)
Masyarakat pedesaan yang tinggal di daerah kapur atau karst Wonogiri tepatnya di desa Pucung, kecamatan Eromoko, kabupaten Wonogiri, Jateng semakin berkembang jumlah penduduknya meskipun lokasinya berada pada ketinggian 600 m di atas permukaan air laut dan jalan berliku karena fisiografinya bergelombang bahkan pegunungan sehingga untuk mencapai daerah itu perlu ekstra hati hati. Ini menunjukkan bahwa mereka haus akan tanah dan ingin berkumpul dengan keluarganya, sifat khas yang dimiliki petani Jawa meskipun harus hidup dalam kondisi pas pasan. Daerah tersebut menyisakan sejarah yang monumental karena pernah menjadi tempat singgah pahlawan Jenderal Sudirman. Karena problem kekeringan maka daerah tersebut meskipun dulu pernah berjaya tapi kini telah mulai menepi. Mereka menggantungkan hidupnya dengan bertani di pertanian kering dan pendapatan yang jauh dari UMR.
Bersyukurlah kita yang tinggal di daerah dataran rendah yang kaya air sehingga tidak pernah mengalami kekurangan air pada masa kemarau, bahkan menjadi mensuplai air pada masyarakat di daerah pegunungan baik di pegunungan bangian utara maupun selatan yang didominasi pegunungan gamping yang rentan terhadap kekeringan, padahal bentang geografi pegunungan gamping di Indonesia, yang luasnya bisa mencapai 14,5 juta ha, merupakan bentang terluas di Asia Tenggara. Sifat gamping yang memiliki porositas sekunder atau lubang yang besar menyebabkan air hujan yang jatuh ke dalam tanah meresap dan terjadilah reaksi kimia antara air dan gamping sehingga dominan terjadi pelarutan dan terbentuklah kenampakan geografi seperti goa, stalakmit dan staklaktit serta sungai dalam tanah, tentu dalam waktu yang cukup lama. Berbagai jenis batuan yang ada di permukaan bumi ini dengan karakteristik yang berbeda sebagai bukti kebesaran Allah SWT seperti dalam Gambar 1.
Karakteristik batuan yang demikian menjadikan daerah ini kelihatan kering di bagian atas dan basah di bagian bawah. Jadi keberadaan sumber airnya ada di bagian bawah permukaan tanah yang bisa berupa mata air maupun sungai bawah tanah yang lokasinya bisa mencapai puluhan meter di bawah permukaan tanah, sehingga bencana kekeringan selalu mengancam. Survai geografi akhirnya bisa menemukan keberadaan sumber air yang terletak 40 m di bawah permukaan tanah dengan terlebih dahulu membuat peta sebaran goa kemudian melakukan survei lapangan terhadap profil goa dan menggambarkannya.