Oleh: Muhammad Akmal Irfandi (Mahasiswa Semester VII Fakultas Geografi UMS)
2. Arif Jauhari (Dosen Tamu MK Manajemen Bencana Fakultas Geografi UMS)
Bencana alam yang akhir-akhir ini banyak terjadi di Indonesia mengakibatkan banyak kerugian, kerusakan lingkungan serta kerugian harta benda dan juga menimbulkan korban jiwa. Kejadian bencana tersebut dapat dipicu oleh curah hujan yang tinggi sehingga di beberapa wilayah mengalami banjir dan tanah longsor. Kondisi geografis dan geologis Indonesia harus diakui memang rawan terjadi bencana alam, untuk itu perlu adanya kesiapan untuk menghadapi kondisi tersebut dengan baik agar bencana yang terjadi dapat diminimalisir dan bila memungkin dapat dihindari.
Masih banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang kurang siap dalam menghadapi bencana alam, khususnya komunitas atau masyarakat, unsur pemerintahan dan stakeholder terkait. Kekurangsiapan dan minimnya sistem peringatan dini menghadapi bencana dapat menimbulkan banyaknya korban jiwa. yang cukup banyak. Tanah longsor yang terjadi di Sumedang, Jawa Barat beberapa waktu lalu serta gempa di Sulawesi Barat yang baru saja terjadi mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan bangunan yang cukup parah.
Menurut BNPB, Sebagian besar wilayah di negara kita adalah wilayah rawan bencana, sehingga perlu adanya kesiapsiagaan untuk meminimalisir kerugian dan korban jiwa. Kesiapsiagaan ini tentunya perlu adanya dorongan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas dalam pengurangan resiko bencana dan kersiapsiagaan menghadapi ancaman bencana. Banyak upaya untuk melakukan pengurangan risiko bencana alam yang harus segera dilaksanakan salah satunya dengan menggunakan analisis informasi spasial.
Peran informasi spasial dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai media untuk mengetahui kondisi suatu wilayah yang berbasis sistem informasi geografis (SIG). Informasi spasial ini dapat memberikan data berupa peta rawan bencana sehingga secara langsung dapat mengetahui lokasi atau titik mana yang berpotensi terjadi bencana, contohnya bencana tanah longsor. Analisis informasi spasial lebih lanjut berupa peta risiko bencana, yang mengiformasikan ancaman bencana yang mungkin terjadi dan kerugian-kerugian yang dapat diprediksi. Peta risiko bencana yang dihasilkan diharapkan dapat meminimalisir terjadinya bencana bila diinformasikan dengan baik dan dijalankan dengan patuh yang tinggi.