Sumur resapan dan biopori adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air dengan cara membuat lubang menyerupai sumur dengan kedalaman tertentu untuk menampung air hujan yang jatuh dari atas atap maupun daerah kedap air di sekitarnya dan meresapkannya ke dalam tanah. Bila satu dua bangunan menerapkannya mungkin tidak akan berdampak, namun bila seluruh bangunan baik rumah, kantor, sekolah, jalan ataupun semua bangunan yang telah menutupi tanah untuk air meresap membuat sumur resapan atau biopori mungkin volume air ketika banjir terjadi dapat dikurangi.
Melakukan satu pencegahan seperti sumur resapan tidaklah cukup untuk mengatasi banjir sepenuhnya, harus ada langkah-langkah konservatif lainnya yang perlu dilakukan, seperti merawat hulu dan menjaga hilir, melakukan reboisasi di lahan yang kosong, mengurangi penumpukan sampah dengan menggunakan barang yang tidak sekali pakai serta menerapkan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce), melakukan perencanaan yang berkaitan dengan penggunaan lahan dengan lebih bijak, menjaga kelestarian bukit-bukit kapur di kawasan karst, menjaga kestabilan iklim, menjaga hutan. Inti dari seluruh upaya dalam mencegah terjadinya banjir akan terpusat pada satu tujuan jelas: Melestarikan alam, melakukan segala sesuatu hal dengan lebih bijaksana, hati-hati dan pertimbangan keilmuan yang holistik dan akhirnya hidup dengan harmoni alam untuk pembangunan berkelanjutan dan demi keberlangsungan generasi selanjutnya kiranya patut diterapkan.
Salam Lestari!