Oleh : Nurkholis Yodha Mahendra
FAKULTAS GEOGRAFI UMS
Awal tahun 2021 ini tercatat ada 5 bencana alam yang terjadi di belahan bumi Indonesia, dimana menurut (BNPB) per 18 Januari 2021 terdapat 105 kejadian banjir, 28 lonsor, 15 puting beliung, 2 gunung meletus, dan 2 gempa bumi. Yang mana bencana tersebut bisa terjadi diakibatkan oleh Indonesia yang memiliki julukan “ RING OF FIRE” dimana wilayah ini dikelilingi oleh banyak gunung aktif dan juga dikelilingi oleh lautan yang luas.
Bencana alam di Indonesia sendiri yang sering terjadi seperti bencana tanah longsor, tsunami, banjir bandang, gunung meletus, dan juga gempa bumi. Semua itu terjadi bukan semata-mata dikarenakan faktor geografis melainkan ada faktor fisik semata. Namun faktor dari ulah manusia yang kurang kurang bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian bumi Indonesia, dan kadang juga manusia itu sendiri yang serakah akan kekayaan alamnya sampai-sampai merusaknya. Sehingga mengakibatkan alam marah dan muncul bencana-bencana yang tidak diinginkan oleh manusia itu sendiri.
Bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan yang dikarenakan tingginya curah hujan yang mengangibatkan meluapnya Sungai Balangan sungai Sungai Pitap. Dari hal tersebut dapat bahwa kurangnya daya serap air dan kurangnya sarana drainase, yang dikarenakan banyaknya pohon-pohon yang sudah ditebangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Disini membuktikan perlunya pengetehauan mitigasi bagi masyakarat di daerah Kalimantan Selatan untuk menghadapi bencana banjir yang sewaktu-waktu akan terjadi.
Perlunya pengetahuan masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana sejak dini. Mitigasi bencana sendiri sangat penting untuk meningkatkan self assistance dalam menghadapi bencana, pasalnya kepastian tidak ada. Karena memang bukti dan data belum cukup lengkap untuk pastikan bencana akan terjadi. Pentingnya mitigasi bencana bagi masyarakat dapat dilihat dari saat terjadi bencana gempa yang besar di Kobe, Jepang, pada 1995, yang tercatat jumlah penduduk yang selamat mencapai 95%. “Dari total jumlah itu, sebanyak 35% penduduk yang selamat atas pertolongan diri sendiri, 34% karena ditolong keluarga, dan sebanyak 24% karena ditolong oleh tetangganya. Dimana mitigasi bencana tidak cuman untuk bencana gempa bumi melainkan untuk semua bencana yang akan terjadi nantinya. Hal tersebut juga bisa di lakukan oleh masyarakat Indonesia jika mereka sudah faham atas pengetahuan mitigasi bencana, sehingga dapat meminimalisir terjadinya korban jiwa.