Oleh : Arini Faaiza
Pegiat Literasi, Member AMK
Tahun 2020 telah berlalu dengan penuh keprihatinan dan perjuangan tak henti melawan penyebaran pandemi Covid-19. Memasuki awal Tahun 2021 virus Corona masih membersamai kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan pasca libur akhir tahun penyebarannya kian meningkat. Untuk mencegah ledakan baru kasus positif Corona, pemerintah pusat kembali menginstruksikan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pulau Jawa dan Bali.
Pemerintah Daerah Jawa Barat merespon instruksi dari pemerintah pusat dengan memberlakukan PSBB di daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi, di antaranya Kota/Kabupaten Bogor, Kota Depok, kota/Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. PSBB yang telah bertransformasi menjadi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diterapkan selama 14 hari, mulai 11 Januari hingga 25 Januari 2021. Pemerintah Daerah Jawa Barat mendukung penuh upaya penanganan pandemi Covid-19 agar warga tetap produktif dan terhindar dari wabah. (inews.jabar.id, 08/01/2021)
Kebijakan demi kebijakan telah digulirkan oleh pemerintah pusat maupun daerah guna mencegah laju penyebaran virus Corona. Akan tetapi virus yang tak kasat mata tersebut seolah masih enggan beranjak dari negeri ini. Pandemi yang berlangsung hampir satu tahun telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat hampir di seluruh sektor. Puluhan ribu korban meninggal dunia, meningkatnya warga miskin, PHK, melambungnya harga kebutuhan pangan, adalah sedikit dari sekian banyak dampak pandemi. Kehidupan rakyat menengah ke bawah yang sebelumnya telah mengalami kesulitan kian terhimpit manakala wabah yang melanda tak kunjung berakhir..
Banyak kalangan menilai pemerintah seolah jalan di tempat dalam menangani pandemi Covid-19. Jika saja pemerintah memilih opsi lock down pada Maret 2020 lalu, ketika baru beberapa orang yang terinfeksi, mungkin saja kondisi memprihatinkan seperti saat ini tak akan pernah terjadi. Namun apa hendak dikata, pemerintah memilih tak mengkarantina daerah yang pertama kali terkena wabah dengan alasan tidak mempunyai cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidup warga yang dikarantina. Sebagai gantinya pemerintah menerapkan PSBB, tak lama berselang dengan alasan menghidupkan kembali perekonomian new normal pun diberlakukan. Bukannya mereda, paswa new normal kasus positif Corona justru mengalami peningkatan yang signifikan, ledakan kasus baru terjadi hampir di setiap wilayah Indonesia.