KARAWANG-Disperindag Karawang menyatakan jika pada pandemi Covid-19 yang berkepanjangan seperti ini menjadi pukulan telak bagi para pelaku usaha Industri di Kabupaten Karawang. Pasalnya, hampir satu tahun ini, sektor usaha industri terseok-seok karena dihadapkan pada situasi serba sulit selama Pandemi ini.
Disisi lain, sektor usaha pangan atau kuliner di Karawang justru semakin meroket. Itu karena, para pelaku UMKM disini cukup handal memasarkan produk melalui jejaring sosial atau online shop (olshop). Ditambah lagi, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang memaksa warga untuk berkegiatan dari rumah. Membuat usaha kuliner via online semakin meroket tajam.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang, Ahmad Suroto Mengungkapkan, saat ini, sektor industri menjadi yang paling terdampak dari pandemi Covid-19.
Namun, disisi lain. Sektor usaha kuliner di Karawang selama pandemi ini mulai merangsek naik. Tingginya permintaan masyarakat melalui jasa pesan antar. Membuat usaha disektor ini sangat stabil di tengah Pandemi.
“Kalau dilihat secara umum trend usaha yang meningkat ialah usaha-usaha di bidang jasa kuliner, seperti makanan siap saji dan cafe-cafe. Selama tahun 2020, usaha ini cukup berkembang dan tumbuh menjamur di masyarakat,” ujar Suroto.
Suroto mengakui, jika meningkatnya sektor usaha makanan selama pandemi terjadi, karena masyarakat Karawang berbudaya konsumtif. Hal itu, sebut Suroto, yang membuat penyediaan rumah makan, warung dan cafe, tumbuh berkembang di tengah pandemi covid-19 ini.
Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan usaha kuliner meningkat yaitu, disebabkan adanya kegiatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menyebabkan warga Karawang lebih banyak di rumah.
“Sehingga mereka lebih banyak aktifitasnya di rumah, untuk mencari kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut dengan makanan, mereka itu larinya ke tempat makan dan online shop,” tambahnya.
Suroto memprediksi, perkembangan di sektor usaha kuliner akan meningkat di tahun 2021 ini. Namun ironisnya, sektor industri juga diprediksi akan semakin terpuruk.
“Beberapa pabrik sudah tidak beroperasional penuh karena permintaan order mengalami penurunan, seperti manufaktur maupun padat karya,” tuturnya.
Suroto menjelaskan, selama pandemi ini. Tak sedikit perusahaan yang angkat kaki dari Karawang. Dari 950-an perusahaan industri di Karawang. Hanya 700-an saja yang masih beroperasional dengan normal. Sisanya, ada yang pindah ke daerah lain. Ada juga yang dengan berat hati menutup sementara usahanya.