SUBANG-Kadisdik Kabupaten Subang, Tatang Komara ungkap jika Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, belum punya kewenangan apapun terkait gedung kebudayaan yang saat ini ramai diperbincangkan khalayak.
Gedung Kebudayaan yang lokasinya di area Hutan Kota Ranggawulung tersebut kini sedang ramai jadi sorotan. Pasalnya, gedung yang dibangun dengan biaya APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 6 miliar rupiah itu kini dalam keadaan mangkrak. “Saat ini kan masih sedang tahap pembangunan, informasinya katanya baru 30 persen, saya tidak tahu percis, karena sampai saat ini kita (Disdikbud) belum ada kewenangan untuk mengelola atau apapun. Namanya memang pusat kebudayaan, ada budayanya, tapi kita belum dilibatkan,” ungkapnya.
Tatang juga mengaku meski Gedung Kebudayaan itu rampung, namun pengelolaannya belum tentu oleh Disdikbud. “Pengelolaan nantinya juga saya belum tau, apa nanti dinaungi kita (Disdikbud) atau dibuatkan unit khusus, karena itu yang kerjakan Pemprov,” tambahnya.
Ramai diperbincangkannya Gedung Kebudayaan juga mencuri perhatian para Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Selasa lalu, beberapa anggota Komisi V DPRD Jawa Barat meninjau langsung ke Gedung Kebudayaan di area Hutan Kota Ranggawulung tersebut.
Sebelum ke Subang, rombongan anggota DPRD Jawa Barat juga mengaku telah meninjau gedung serupa di Kabupaten Sumedang yang belum diresmikan namun sudah roboh. “Kami juga baru tahu beberapa hari ini. Pembangunan Gedung Kesenian di Subang dengan luas 4 hektar ini, menyedot APBD Provinsi sebanyak 33 M, namum dana yang cair baru Rp 6 Milyar dan sudah dibuat beberapa bangunan di tempat tersebut. Tetapi bangunan ini belum digunakan sampai sekarang, sehingga sangat disayangkan,” ujar salah satu anggota DPRD Jawa Barat dari fraksi Gerindra, Ali Rasyid.
Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang Moch Khadar M menjelaskan, bahwa pembangunan tersebut dikerjakan secara segmentatif, yang dikerjakan langsung oleh Dinas PUPR Kabupaten Subang dengan kucuran dana melalui Pemprov Jabar. “Progresnya sejauh mana, ya bisa disaksikan langsung di sana, karena dalam pengerjaan kami tidak dilibatkan, itu oleh Dinas PUPR. Nanti kita hanya sebagai pengelola jika kawasan pusat kebudayaan itu sudah jadi,” katanya.