KUDETA militer di Myanmar makin mengkhawatirkan. Kini aparat militer mulai menangkap warga asing. Sean Turnell, penasihat ekonomi asal Australia untuk pemimpin de-facto Myanmar Aung San Suu Kyi, turut ditahan oleh militer. Demikian dikatakan Turnell via pesan singkat kepada Reuters pada Sabtu (6/2), beberapa hari setelah Suu Kyi dikudeta.
“Saya kira Anda akan segera mendengarnya, tetapi saya ditahan,” katanya. “Dituntut dengan sesuatu, tapi tidak yakin apa. Saya baik-baik saja dan kuat, dan tidak bersalah atas apa pun,” katanya dengan menambahkan emoji senyum.
Setelah itu, Turnell tidak dapat dihubungi. Turnell merupakan direktur Institut Pembangunan Myanmar di ibu kota, Naypyidaw, tempat dia bermarkas sejak 2017. Ia juga seorang profesor ekonomi di Macquarie University dan sebelumnya bekerja sebagai analis senior di Reserve Bank of Australia.
Baca Juga:Pertama di Indonesia! Ridwan Kamil Pamer Mobil Listrik untuk Patwal, Berapa Harganya?Ini Pesan Bi Nina Agar Koperasi Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Sebelum ditangkap, Turnell sempat memposting beberapa kali ke akun Twitter-nya setelah kudeta, mengkonfirmasi keselamatannya dan menyatakan kekecewaan atas situasi tersebut. “Internet datang dan pergi, tetapi bukan kesedihan di wajah teman-teman Myanmar saya,” tulis Turnell di Twitter awal pekan ini.
Ini adalah penangkapan warga negara asing pertama yang diketahui di Myanmar sejak militer merebut kekuasaan dengan melakukan kudeta. Mereka menuduh pemilu 8 November 2020 yang dimenangkan telak oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi penuh dengan penipuan.
Pemungutan suara di Myanmar pada November yang dinilai demokratis oleh pengamat independen disebut militer penuh kecurangan. Hal tersebut dibantah komisi pemilihan umum setempat.
Maka pada Senin (1/2), Suu Kyi bersama dengan Presiden Win Myint, dan para petinggi partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang ditahan oleh militer sebagai bagian dari kudeta.(red)