Teori Trikon

Ki Hajar Dewantara
0 Komentar

Pendidikan sebagai proses Kontinuitas menyiapkan peserta didik untuk mampu memahami budaya internasional (luar) namun tidak “gagap” atau “shock” dan terkagum-kagum dengan budaya tersebut.  Prinsip Kontinuitas menunjukkan sebuah upaya untuk menyerap nilai-nilai baru yang positif dengan tetap berpijak kepada nilai-nilai dasar atau kepribadian bangsa dan identitas budaya bangsa.

“…..Sebaliknya janganlah kita memasukkan bentuk, isi, dan irama dari luar yang tidak perlu. Dalam hal ini kita perlu menunjukkan kepada dunia, bahwa kita cukup bebas dan merdeka serta berdaulat, untuk memilih sendiri segala apa yang kita perlukan…”.

Proses pendidikan menganut teori Kontinuitas menuntut untuk menguatkan identitas budaya peserta didik. Hal ini sebagai bagian dari dari proses pewarisan budaya dan menguatkan jati diri kebangsaan peserta didik. Selain itu peserta didik juga memahami budaya global sebagai bagian dari upaya untuk membekali mereka berinteraksi dengan dunia luar (internasional). Tentu tidak hanya soal budaya namun juga memahami nilai-nilai budaya atau kearifan lokal menjadi bagian penting proses pendidikan yang Kontinuitas. Sayangnya kebijakan pendidikan kita, mengalami diskontinuitas. Perubahan kurikulum yang dilakukan setiap menteri pendidikan sama sekali tak berkaitan dengan kebijakan-kebijakan sebelumnya.

Baca Juga:Menang Telak dari Newcastle, Manchester United Kembali ke Posisi Dua Klasemen Sementara Liga InggrisLangsungkan Akad Nikah saat Banjir, Pengantin Diarak Naik Bak Mandi

Wasita Ki Hadjar Dewantoro di atas juga menunjukkan prinsip Konvergensi. Yaitu bahwa pendidikan harus mampu melakukan dialog budaya dengan budaya lain tanpa harus kehilangan identitas budaya pribadi.

Prinsip Konvergensi menuntut kita melakukan transformasi dalam pendidikan yang diarahkan kepada kemampuan siswa berinteraksi dengan perkembangan budaya, teknologi dan sosial  masyarakat. Tentu tanpa kehilangan identitas dan budaya pribadi dalam proses interksi sosial budaya tersebut.  Bagaimana perumuskan pendidikan yang mampu menyiapkan peserta didik untuk mampu berdialog dengan budaya luar tanpa kehilangan jati diri? Itu pertanyaan kedua yang harus kita renungkan bersama.

“……………..Dalam hal ini kita perlu menunjukkan kepada dunia, bahwa kita cukup bebas dan merdeka serta berdaulat, untuk memilih sendiri segala apa yang kita perlukan……….”, kata Ki Hadjar

Prinsip ketiga adalah Konsentris. Yaitu proses pendidikan yang mendorong lahirnya budaya inovatif dan kreatif dalam menghadapai perkembangan teknologi, budaya dan sosial masyarakat. Prinsip Konsentris ini tetap berpijak kepada dua prinsip Kontinuitas dan Konvergensi. Sebab budaya kreatif inovatif tak akan berkembang pada jiwa yang tak memiliki identitas dan budaya kuat (berpribadi). Sekaligus tak akan berkembang pada jiwa yang tak memiliki kemampuan berdialog dengan budaya luar.

0 Komentar