Teori Trikon

Ki Hajar Dewantara
0 Komentar

Wasiat Ki Hajar Dewantoro Bagian 5

Ki Hadjar Dewantoro menyampaikan “wasiatnya” ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada pada Dies Natalis yang ke VII tanggal 19 Desember 1956

“Janganlah sekali­-kali orang mengira bahwa kita harus menolak pengaruh­ pengaruh kultural dari dunia luar umumnya dunia barat khususnya. Jangan sekali­-kali! Sebaliknya janganlah kita memasukkan bentuk, isi, dan irama dari luar yang tidak perlu. Dalam hal ini kita perlu menunjukkan kepada dunia, bahwa kita cukup bebas dan merdeka serta berdaulat, untuk memilih sendiri segala apa yang kita perlukan. Indonesia bukan Nederland, bukan Inggris, Amerika. Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makasar, Medan, Padang …… bukan Amsterdam, Leiden, Utrecht, Groningen, bukan juga London, Cambridge, bukan juga kota­ kota Universitas Amerika. Memang benar, kita harus meniru segala apa yang baik dari negeri manapun. Ambillah sifat­-sifat dasar yang ada di seluruh dunia, yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan nasional kita. Sebaliknya rakyat kita harus berani, sanggup dan mampu untuk mewujudkan bentuk sendiri, isi sendiri, irama sendiri, seperti yang layak boleh diharapkan dari bangsa yang telah memasuki Dunia Internasional, tetapi sebagai Bangsa yang Berpribadi.”

Wasiat tersebut akan berkaitan erat dengan tiga teori Ki Hadjar Dewantoro atau dikenal dengan konsep “Trikon”, yakni: “kontinuitas”, “konvergenisitas”, dan “konsentrisitas”. Khususnya teori Kontinuitas atau kesinambungan dalam proses pendidikan. Proses kontinuitas atau kesinambungan ini berkaitan dengan upaya yang terus menerus perihal inti nilai yang ditanamkan yang mengambil dari ruang waktu masa silam, sekarang dan masa depan. Ini artinya proses pendidikan adalah merupakan sebuah kerja budaya yang bersifat historis bukan ahistoris.

Baca Juga:Menang Telak dari Newcastle, Manchester United Kembali ke Posisi Dua Klasemen Sementara Liga InggrisLangsungkan Akad Nikah saat Banjir, Pengantin Diarak Naik Bak Mandi

Pendidikan adalah proses rekayasa sosial yang salah satunya bertujuan untuk mewariskan budaya dan menguatkan budaya. Kontinuitas ini bertujuan untuk melandasi proses pendidikan dalam hal penguatan identitas dan jati diri kebangsaan, nasionalisme, dan budaya peserta didik.  Wasiat Ki Hadjar pada saat Dies Natalis ke VII UGM mencontohkan, agar kita tidak alergi mengambil nilai-nilai yang baik dari luar. Namun tetap harus menunjukkan kepribadian bangsa sendiri. Inilah yang dimaksud sebagai jati diri dan sekaligus identitas kebangsaan Indonesia.

0 Komentar