KARAWANG – Bertempat di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang, pada Selasa 09 Maret 2021 lalu, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) cabang Karawang kembali menyalurkan santunan Kematian kepada ahli waris peserta yang merupakan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Mekar dan Paud Melati IX.
Penyerahan santunan secara simbolis masing-masing sebesar Rp42juta, diserahkan oleh Ratna Netty, selaku pejabat pengganti sementara (pps) Kepala Kantor Cabang BPJAMSOSTEK Karawang, disaksikan Kepala Bidang PAUD dan DIKMAS Disdikpora Kabupaten Karawang, Dra. Sitti Imas Masitoh, M.Pd, dan Kepala Seksi DIKMAS Disdikpora Kabupaten Karawang, Drs. H. Kosim Taryana. Sitti dalam sambutannya, mendorong tenaga kerja dibawah naungan PAUD dan DIKMAS untuk menjadi peserta BPJAMSOSTEK sebagai antisipasi terhadap resiko kecelakaan kerja ataupun kematian.
“Kami berterima kasih pada pihak BPJASMSOSTEK atas perhatian yang diberikan kepada keluarga ahli waris. Saya kira program ini sangat bermanfaat bagi pekerja kami, yang sebelumnya tidak mempunyai jaminan. Saya mendorong seluruh guru PAUD, guru TKQ, guru TK, guru RA, dan guru di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) untuk mendaftar, karena iuran sangat murah dan manfaatnya besar,” ungkap Sitti.
Baca Juga:Masa Pandemi Membuat Orang tua, Murid dan Guru KesulitanMenjalankanTugas sebagai Pemimpin: Lelah tapi harus Lillah
Santunan diserahkan kepada ahli waris peserta yakni, Nuryadhi selaku anak dari mendiang Suryanah, sementara ahli waris mendiang Reni berhalangan hadir sehingga diwakili oleh Ketua HIMPAUDI Kecamatan Purwasari, Neneng Nurjanah, S.Pd. Ahli waris tidak pernah membayangkan sebelumnya akan kehilangan sosok yang sangat dicintai.
Mendiang Suryana dan Reni Nooraeni tercatat menjadi peserta BPJAMSOSTEK sejak tahun 2018, dengan iuran sebesar Rp10.800,- setiap bulannya untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, setelah kemudian dilaporkan meninggal pada bulan Januari 2021 dikarenakan sakit. Ratna Netty dalam kesempatan tersebut mengungkapkan belasungkawa kepada ahli waris serta mengajak pekerja lainnya khususnya guru PAUD yang belum terdaftar untuk segera mendaftarkan diri mengingat resiko pekerjaan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
“Saya turut berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan, hal ini tentu bukan berita yang menyenangkan. Namun kiranya kita dapat belajar dari kejadian ini, bahwa perlindungan diri itu sangat penting apapun profesi yang kita jalani,” tutup Ratna. (ddy/hba)