Menyikapi fenomena ghosting yang merambah ke dunia pendidikan, khususnya saat pembelajaran daring, perlu perhatian khusus dari guru. Ghosting dalam pembelajaran daring tentunya akan membuat kegiatan belajar menjadi tidak optimal, bahkan bukan tidak mungkin akan berakibat pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Guru perlu meningkatkan kreativitas dan berinovasi agar pembelajaran daring tetap menyenangkan dan mampu memotivasi siswa untuk tetap bersemangat belajar. Disamping itu perlu ada kesepakatan dalam pembelajaran melalui kontrak belajar yang disampaikan di awal kuliah saat bicarakan rencana pembelajaran semester(RPS). Misalnya sekali kali guru perlu memanggil satu per satu yang hadir agar siswa bisa konsentrasi dan selalu mengikuti pembelajaran sekaligus sebagai ajang presensi. Ini sebagai metode shock theraphy bahwa guru selalu memberikan pengawasan ekstra dalam pembelajran selam masih dalam genggamannya atau kekuasaannya. Bisa juga kehadiran siswa tidak dinilai dari kehadiran saat mereka masuk zoom akan tetapi presensi by activity yaitu mereka dikatakan masuk jika aktif dalam diskusi dan mengerjakan pekerjaan rumah dalam schology artinya mengupload pekerjaan. Guru harus menggunakan metode sinkron dan asinkron untuk memantau keaktifan siswa. Metode lain yang bisa dilaksanakan adalah selalu memberikan apresiasi kepada siswa yang aktif berdiskusi maupun aktif mengerjakan pekerjaan rumah.
Sebagai seorang guru, ketika mengajar di kelas online harus diumpamakan seperti ketika dia sedang di pembelajarn offline, harus bisa melihat dan memantau siswanya meskipun dalam dunia maya. Penguasaan kelas menjadi bagian penting dalam pembelajaran.Tidak sedikit guru yang mengalami kegagalan mengajar karena lemah dalam penguasaan kelas meskipun guru tersebut pandai. Ini adalah managemen kelas yang tidak bisa diabaikan. Ya semoga kendala dalam pembelajaran online seperti ghosting bisa diselesaikan dengan baik karena guru punya kemampuan dalam aspek materi, teknologi pembelajaran maupun penguasaan kelas.