Wasiat Ki Hadjar Dewantoro “Tri Idiots” Bagian 7

Ki Hajar Dewantara
0 Komentar

Perguruan tinggi ICE dalam film tersebut hanya menjadi penyedia tenaga terampil yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan. Dimana setiap ahir tahun, mahasiswa ICE mengikuti test wawancara dari berbagai perusahaan yang datang ke ICE untuk merekrut karyawan. Sehingga sekolah hanya menjadi komodifikasi dari kebutuhan industri dalam menyediakan kebutuhan tenaga pekerja. Sekolah dalam pandangan kapitalis tidak lebih dari jasa penyedia calon tenaga kerja yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan industri. Model Pendidikan yang diselenggarakan ICE tersebut membenarkan tesis, Carlo Fanelli dan Bryan Evans, mengutip As Kumar: “Pendidikan lebih dari sekedar struktur institusi formal dan transaksi di ruang kelas. Ruang kelas akan didominasi oleh kepentingan sosial yang melingkupinya”.

Pandangan Carlo Fanelli dan Bryan Evans ini menguatkan bahwa Pendidikan sebagai komodifikasi atau barang dagangan yang dapat diperjual-belikan dengan orientasi keuntungan. Maka kemudian Undang-Undang Perdagangan pasal 7 menyebutkan Pendidikan bagian dari “jasa” pendidikan yang dapat di perjual belikan. Carlo Fanelli dan Bryan Evans, menggambarkan sistem sekolah umum (public) harus berlari (melayani dengan sigap) seperti rumah makan yang menyiapkan standard minimum.

Pendidikan dalam pandangan “age of capitalism ini tidak hanya menyediakan lulusan dengan kemampuan atau keahlian tetapi juga mengajak siswa untuk memahami dan memasuki aturan disiplin seorang pekerja (dunia kerja /dunia industri). Saat ini menjadi era Golden Age of Capitalism, yaitu masa dimana meningkatnya produktivitas dan akumulasi kapital dalam berbagai aspek kehidupan sosial, politik dan tujuan ekonomi termasuk pendidikan. Ini artinya pendidikan dalam sistem kapitalis sudah diarahkan untuk kebutuhan industri kapitalis.

Baca Juga:Persiapan Prima Menyambut Datangnya RamadhanMemaknai Sila Ke Tiga “Persatuan Indonesia” Bagian Kedua “Pertautan Hati”

Sehingga yang terjadi adalah dunia pendidikan menjadi sebuah industri. Saat ini pendidikan di Indonesia menganut sistem fungsional dan matrialisme. Dimana pendidikan dijalankan untuk memenuhi dunia kerja. Sekolah-sekolah tersebut menawarkan alumnusnya siap diterima di dunia kerja ini menjanjikan sebuah sistem pendidikan siap pakai dan siap kerja. Tengok saja bermunculan berbagai sekolah-sekolah yang dikelola oleh swasta yang menawarkan berbagai kualitas tertentu dimana konsumennya adalah kelas masyarakat tertentu, dan kalangan professional dengan penghasilan yang tinggi. Model pendidikan sekolah-sekolah yang eksklusif ini bisa dibilang menganut paham pendidikan mekanis-marxis.

0 Komentar