Masyarakat Jepang tentu saja tidak mengenal konsep “kebersihan sebagian dari pada iman” sebagaimana yang ada di negeri-negeri Muslim. Namun semangat dan disiplin mereka dalam menjaga kebersihan luar biasa kuatnya. Ironisnya, di negeri-negeri yang mayoritas muslim seperti Indonesia, kebersihan tampaknya hal yang masih sulit kita rasakan. Ini tercermin dari mudahnya ditemukan tumpukan sampah yang menggunung di pinggir, toilet-toilet umum – tak terkecuali toilet yang ada di lingkungan masjid sekalipun – sebagian besar terlihat jorok, kotor dan bau. Tidak jarang pula dijumpai di lingkungan sekolah, pesantren dan kampus yang notabene adalah tempat orang berilmupun keadaannya setali tiga uang alias sama kotor dan joroknya dengan tempat umum. Hanya kampus yang peduli terhadap lingkungan yang bersih, yang menunjukkan performance yang bagus.
Hal yang paling terlihat adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Sering terlihat orang membuang sampah melalui jendela mobil di jalan, warga yang membuang sampah di taman kota, di sungai, di jalan dan tempat umum lainnya, membuang sampah ke sungai dan saluran air, meludah sembarangan hingga buang air kecil tanpa disiram hingga bersih sehingga kamar mandi atau wc masih memiliki bau khas. Kesadaran masyarakat masih sangat kurang baik dari lapisan atas maupun lapisan bawah, bahkan dari kalangan yang berpendidikan seperti di kalangan kampus sekalipun. Menyitir pidato Prof.DR.Dr.Syamsul Hadi, mantan Rektor UNS, beliau menceritakan beberapa waktu yang lalu ketika belajar pada rumah sakit, dia katakana jangan belajar pada rumah sakit islam karena tidak bisa menjadi contoh termasuk belajar dalam kebersihan. Beliaupun belajar pada rumah sakit Panti Rapih dan Bethesda yang sudah terkenal reputasinya. Tapi beliau melanjutkan pidatonya, tapi sekarang jaman sudah berubah, rumah sakit Islam sudah bagus bagus bisa jadi contoh. Apa artinya kultur bisa dibangun dan dirubah, yang semula tidak baik bisa jadi baik.
Utsukushī Kyanpasu
Artinya, kampusku yang cantik. Ini tentu menjadi dambaan semua warga kampus. Kampus yang cantik di sini bermakna lingkungan kampus yang bersih, asri dan indah sehingga nyaman untuk belajar. Apalagi UMS sebagai universitas dengan semboyan “Wacana Keilmuan dan Keislaman” seharusnya mewujud menjadi kampus terbersih sebagaimana tuntunan islam yang sangat mencintai kebersihan.