SUBANG-Tertundanya rencana Pemerintah Kabupaten Subang yang memiliki 2,7 hektare lahan untuk dibangunkan sebuah Embung di Pamanukan, dibenarkan Kepala BP4D Kabupaten Subang Hari Rubiyanto. Meski begitu, rencana pembangunan Embung tersebut tetap akan dilaksanakan pada tahun 2022 mendatang.
Kepala BP4D Hari Rubiyanto ketika dikonfirmasi mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan Direktorat Pengairan Bappenas, yang dihadiri oleh BBWS, dan Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat, Embung Rancahilir akan dibangun oleh Kabupaten Subang pada tahun 2022.
“Berdasarkan hasil rapat terakhir, Embung tersebut akan dibangun pada tahun 2022, menggunakan dana bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat,” jelas Hari.
Baca Juga:Siap Buka-Bukan Kasus SPPD Fiktif, AMN Ungkap Peran Pimpinan DewanInovasi Transaksi Uang Elektronik di Lingkungan Pesantren As-Syifa Al-Khoeriyyah Miliki Fadipay
Apalagi menurutnya, Embung di Desa Rancahilir sendiri telah memiliki Detail Engineering Design (DED) serta UPL/UKL.
Sebelumnya, sebagaimana dikatakan Camat Pusakanagara pembangunan Embung yang sedianya akan digarap tahun ini terkena refocusing anggaran.
Camat Pamanukan Drs H. Moch Solih ketika dikonfirmasi mengatakan, kabar yang ia terima dari Dinas PUPR Kabupaten Subang pada tahun ini rencana pembangunan embung di Desa Rancahilir ditunda. “Kabar yang saya terima begitu, tahun ini ditunda karena terkena refocusing anggaran,” imbuhnya.
Kepala Desa Mulyasari Hasanudin Masawi mengatakan,pembangunan embung tersebut bukan merupakan sebuah keinginan akan tetapi merupakan sebuah kebutuhan. “Kalau berbicara keinginan itu bisa ditunda, tapi kondisinya saat ini keberadaan bank itu memang sangat dibutuhkan,” imbuhnya.
Ia menyebut ada empat poin yang mendasari mengapa embung tersebut harus direalisasikan. Pertama, Embung tersebut jika dibangun akan bermanfaat untuk pertanian. Disisi lain, keberadaan embung tersebut bisa meminimalisir dampak banjir.
Lalu yang ketiga, embung tersebut bisa menjadi sarana pariwisata dan yang terakhir dilokasi embung tersebut bisa digunakan untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi seperti tambak terapung. “Tentu soal pengairan pada pertanian akan ada manfaat besar, baik bagi Rancahilir, Mulyasari juga desa lain. Saluran air juga bisa jadi menjangkau lebih jauh lagi, kalau musim hujan juga air bisa di tampung dulu, belum lagi soal nanti ada jalan tol, ini dampaknya akan luar biasa, jadi harus bisa diminimalisir dampak banjir ini. Selain memang pasti ini bisa jadi sarana pariwisata,” ungkapnya. (ygi/vry)