Belajar Tatap Muka Digelar Setelah 60 Persen Guru dan Tenaga Pendidik Divaksin

Belajar Tatap Muka Digelar Setelah 60 Persen Guru dan Tenaga Pendidik Divaksin
INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES VAKSINASI: Bupati Subang H Ruhimat saat sudah divaksin dosis ke dua di Lanud Suryadarma beberapa waktu lalu.
0 Komentar

SUBANG-Bupati Subang Ruhimat menargetkan Belajar Tatap Muka (BTM) segera diberlakukan, jika 60 persen guru dan tenaga pendidik, selesai divaksin.

Mengingat vaksinasi tersebut kata Ruhimat, untuk memberikan rasa aman, dan nyaman bagi para peserta didik, dan para orang tua. “Minimal setidaknya sudah 60 persen guru dan tenaga pendidik, sudah diberikan vaksin, baru kita buka belajar tatap muka di sekolah,” ujarnya

Menurut Ruhimat, pihaknya kini tengah mengejar vaksinasi, agar target 60 persen tercapai. “Vaksinasi sedang kita lakukan terus menerus, terhadap para guru dan tenaga pendidik,” imbuhnya.

Baca Juga:Akademi Persikas Jawara BRT Cup 2021 Perbaikan Jalan Ciwanasari Tingkatkan Produktifitas Pertanian

Menurutnya paling lambat Pemkab Subang akan laksanakan belajar tatap muka, tepat pada tahun ajaran baru nanti.

Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr Maxi SH MH Kes mengungkapkan, pemberian vaksin sinovac tahap pertama, sudah melampuai target. Khusus untuk pemberian vaksin bagi Sumberdaya Manusia Kesehatan (SDMK), sebelumnya ditargetkan 4.291 orang SDMK. Namun setelah dilakukan penyuntikan, jumlahnya meningkat menjadi 4.973, atau sekitar 116 persen. “Awalnya kita hanya menargetkan 4.291 orang SDMK yang akan kita berikan vaksin. Tetapi jumlah SDMK yang kita suntik itu, jumlahnya menjadi 4.973 orang,” terangnya.

Kadinkes menjelaskan, alasan melebihi target awal. Karena masih banyak SDMK yang belum terdaftar, pada saat pendataan berlangsung. Namun, ketika pemberian vaksin banyak SDMK yang bekerja di klinik, dan rumah sakit swasta yang tidak terdaftar, minta untuk di vaksin, termasuk SDMK yang bekerja di dokter-dokter praktek. “SDMK yang kami data itu, semua SDMK yang bekerja di klinik, puskesmas dan rumah sakit pemerintah, termasuk klinik dan rumah sakit swasta dan dokter praktek mandiri, yang mengajukan ke dinkes, ya kita layani. Sementara yang lainnya karena tidak ada komunikasi dengan dinkes, sehingga tidak tercatat di kami, namun setelah tahu ada vaksin bagi SDMK, mereka pada datang, dan minta divaksin, akhirnya melebihi target tadi,” tegasnya.

Kemudian untuk pemberian vaksin bagi pelayanan publik disebutkan Maxi, ditargetkan sekitar 60.657 orang, hingga saat ini, yang sudah divaksin 9.565 orang, jadi kurang lebih persentasenya sekitar 15,8 persen, dari target pelayanan publik. “Angka itu yang terdata dalam sistem yang masuk ke provinsi. Tetapi kenyataan dilapangan yang kami data sudah lebih dari 9.565. Karena sistemnya itu ada yang error, ketika selesai di suntik, datanya tidak bisa di input ke sistem,” jelasnya.

0 Komentar