SAMBIL mengumpulkan data untuk catatan Bukit Nyomot 2, saya coba sedikit menelusuri bagaimana kesiapan dinas untuk melaksanakan program ketahanan pangan. Setelah sebelumnya saya dapat bocoran bahwa program ini akan jadi salah satu dari lima program unggulan Jimat-Akur. Masuk ke dalam 30 program prioritas di tahun 2021.
Tentu ada dua dinas pelaksana program ini, yaitu Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian. Dinas Ketahanan Pangan kini dimpimpin oleh Hendrawan yang sudah 23 tahun di bidang pertanian. Sedangkan Dinas Pertanian dipimpin Nenden Setiawati sebagai pelakasana tugas (Plt) dengan basik Pendidikan Seni Tari. Tapi sebaiknya jangan asal nyebut tidak pas dengan ilmunya, buktinya dia piawai melobi pembebasan lahan PTPN, Perhutani dan lahan tidur lainnya. Juga sudah lama berkecimpung di bidang pertanian. Pembebasan jalur lingkar Jalancagak, akses menuju bukit Santiong, jalan baru di Bukit Nyomot juga tak lepas dari peran Bu Nenden.
Banyak pihak menunggu, siapa yang akan menjadi Kepala Dinas Pertanian definitif nanti. Sebab akan banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan. Meskipun kini Nenden sebagai Plt sudah sangat sibuk. Banyak tugas dari Bupati Kang Jimat. Mungkin bisa seminggu tiga hari ‘ngantor’ di Bukit Nyomot. Ditugaskan bupati untuk ‘mengerami’ program Ketahanan Pangan di area Bukit Nyomot biar segera menetas.
Baca Juga:Pola Kemitraan Media di Purwakarta jadi Rujukan GarutPermintaan Kolang-kaling Meningkat selama Ramadhan
Belum lama ini, saat Hendrawan masih menjabat Plt Kepala Dinas Pertanian, Subang mendapatkan jatah program upland seluas 1.200 Ha untuk penanaman manggis di kawasan lahan Bukit Nyomot. Ada 14 kabupaten penerima program dari Kementerian Pertanian itu. Sedangkan Kabupaten Cirebon tidak hadir. Padahal diproyeksikan untuk pengembangan manggis. Unggulannya manggis gedong gincu yang terkenal itu.
“Mau kita rebut saja anggarannya biar dipindah ke Subang. Saya sanggup. Di Subang juga bisa dikembangkan manggis, lahannya ada. Tapi itu kewenangan Dinas Pertanian,” ujar Hendrawan. Mungkin maksudnya, karena dia tidak lagi di Dinas Pertanian jadi ya silahkan diupayakan oleh pejabat sekarang.
Jika Bu Nenden piawai pembebasan lahan dan tentu banyak kepiawaian lainnya, lalu apa piawainya Hendrawan? Sarjana pertanian lulusan Universitas Winayamukti Sumedang (kampus kecil yang legendaris melahirkan ahli pertanian) itu ternyata piawai menarik anggaran dari Kementerian Pertanian maupun dari provinsi.