Penyebaran Hoaks Covid-19 di Grup Whatsapp Menjadi Fokus KPCPEN

Penyebaran Hoaks Covid-19 di Grup Whatsapp Menjadi Fokus KPCPEN
0 Komentar

Pemaparan Ero itu selaras dengan hasil studi terbaru dari Tallin University Estonia yang menyebut aplikasi percakapan WA lebih berbahaya dalam menyebarkan hoaks tentang Covid-19. Meski demikian platform media sosial lain juga punya peran besar terkait penyebaran hoaks itu. Hasil studi yang mengambil tempat di Jerman dan Israel itu menunjukkan hoaks yang menyebar di grup WA kini lebih berbahaya ketimbang aplikasi lainnya.

Identitas penyebar hoaks di Whatsapp lebih jelas ketimbang yang disebarkan melalui platform media jejaring sosial lainnya. Penyebaran hoaks terjadi dalam format pesan berantai yang diterima dan disebarkan begitu saja oleh masyarakat. Pesan berantai itu bersumber dari media jejaring sosial lain, seperti Facebook, Twitter atau Instagram.
*Etika digital*
Sementara itu pada kegiatan Talkshow “Makin Cakap Digital dengan Beretika dan Berbudaya di Dunia Maya” Tenaga Ahli Menteri Bidang Literasi Digital dan Tata Kelola Internet Kominfo Donny BU mengatakan, sebelum era digital, memiliki kemampuan dasar membaca dan menulis mungkin sudah cukup. Kini, setiap orang yang terkoneksi ke internet juga dituntut memiliki kecakapan digital.

“Dalam rangka mempercepat program transformasi digital Indonesia dan mendorong peningkatan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi masyarakat Indonesia, diperlukan upaya dan strategi untuk memaksimalkan literasi digital. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama mitra jejaring GNLD Siberkreasi telah menyusun sebuah kurikulum dan modul terkait dengan hal itu,” ujar Donny.

Baca Juga:Bangunan MTs Kasomalang Wetan KebakaranDPRD: Jabar Harus Juara Umum PON XX dan Peparnas di Papua

Dia mengatakan ada keterkaitan erat antara upaya percepatan digital dan kenyataan masih rendahnya etika masyarakat dalam bermedia digital. “Inilah pentingya literasi digital dalam menciptakan masyarakat yang beretika di dunia digital,” ucapnya.

Kemenkominfo telah meluncurkan Peta Jalan Literasi Digital 2021-2024 yang terdiri dari empat kerangka yaitu Digital Skills, Digital Safety, Digital Ethics, dan Digital Culture. Kerangka tersebut kemudian dikembangkan menjadi Modul Literasi Digital yang disusun oleh tim penulis dari Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI) bersama dengan Tim Literasi Digital Kementerian Kominfo dan para pegiat literasi digital GNLD Siberkreasi.

Modul tersebut diharapkan dapat menjadi referensi bagi para narasumber dan peserta dalam mengikuti program literasi digital dan sebagai salah satu alat pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi masyarakat Indonesia di masa mendatang.***

Laman:

1 2
0 Komentar