PURWAKARTA-Gorengan sepertinya masih menjadi salah satu menu favorit saat berbuka puasa. Beragam gorengan seperti bala-bala, gehu dan goreng tempe dirasa pas mengganjal perut sebelum menyantap menu utama.
Di Kabupaten Purwakarta ada satu penjual gorengan yang legendaris. Gorengan dan bumbunya sangat khas dan tak berubah sejak puluhan tahun lalu.
Adalah Bala-bala Ceu Popon, yang menjual gorengan berupa bala-bala, gehu, pisang goreng dan goreng tempe. Lokasinya, di Jalan Taman Makam Pahlawan, Kelurahan Nagri Kaler, Purwakarta, tepatnya di dekat pertigaan patung enggrang.
Baca Juga:Polda Cek Kesiapan Penyekatan di Terminal TanjungpuraSengketa Pasar Cikampek 1 Tak Kunjung Selesai
Nyaris empat dekade, Bala-bala Ceu Popon menghadirkan rasa gurih dan renyah untuk masyarakat Purwakarta. Usaha itu dirintis pertama kali oleh mendiang Mak Pioh dan Abah Nana Rohana pada 1982. Kala itu, Mak Pioh bersama Suaminya berjualan di sekitar jalan Taman Makam Pahlawan. “Orang tua mulai jualan sejak 1982. Saya generasi kedua,” ujar Popon Helawati, saat ditemui di tempat jualannya, Selasa (27/4).
Secara umum, bala-bala, gehu dan goreng tempe yang dijual keluarganya sama saja seperti gorengan lainnya ketika pertama kali berjualan. Terbuat dari bahan seperti terigu, kol, wortel, daun bawang, seledri, dan tepung terigu.
Hanya saja memang bentuknya sudah mini sejak dulu. Kemudian yang membedakan dan menjadi ciri khas adalah bumbu kacangnya. Ada perpaduan rasa asam, manis dan pedas. “Dari pertama memang sudah begitu bumbunya,” ucap Ceu Popon panggilan akrabnya.
Sampai saat ini nama Bala-bala Ceu Popon dikukuhkan menjadi semacam brand gorengan keluarganya. Medio 1990-an, bala-bala, gehu dan goreng tempe yang kini dijual di Jalan Taman Pahlawan itu mulai dikenal luas.
Tak sedikit orang yang sengaja datang dari daerah lain hanya untuk memuaskan lidahnya dengan rasa khas gorengan Bala-bala Ceu Popon. Meski nyaris berusia tiga dekade, enaknya tetap konsisten hingga kini.
Hal itulah yang membuat Bala-bala Ceu Popon tetap konsisten dengan gorengan mini dan bumbu khasnya. Kemunculan-kemunculan gorengan serupa sama sekali tidak menggerus peminatnya.
Hingga kini Bala-bala Ceu Popon khas Purwakarta itu masih menjadi salah satu kuliner favorit. Termasuk saat bulan Ramadhan, di mana menjelang buka puasa biasanya pembeli sampai rela antre. “Kami mulai buka pada pukul 15.00 hingga 03.00 WIB. Alhamdulillah dalam sehari bisa menghabiskan 60 kg sampai 70 kg tepung terigu. Dan sekarang dibantu tiga orang karyawan untuk membuat gorengan ini,” ucap Ceu Popon.