Ibadah shoum mengandung hikmah menghidupkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT dengan jalan mengosongkan perut. Sebab, segala nikmat kalau sudah rutin atau monoton akan membosankan yang akhirnya tak terasa nikmatnya. Kenikmatan makanan gak terasa nikmatnya bila perut kita penuh, tetapi setelah dikosongkan seharian, karena sedang puasa maka terasa nikmat luar biasa dan berbahagia pada waktu tibanya berbuka.
Sebagai mana sabda Rasulullah Saw. : “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).
Dalam Marqatul Mafatih dijelaskan, dua kegembiraan itu meliputi di dunia dan di akhirat.
Pertama, kegembiraan saat berbuka karena telah terbebas dari tanggungan perintah Allah atau sebab mendapatkan pertolongan dapat menyempurnakan puasa atau sebab dapat makan dan minum sesudah menahan lapar dan dahaga atau sebab meraih pahala yang diharapkan.
Kedua, kegembiraan saat bertemu Tuhan sebab mendapatkan balasan amal puasa, mendapatkan pujian, atau keberuntungan dapat berjumpa dengan Allah. (Al-Mulla Al-Qari, Marqatul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih, [Beirut, Darul Fikr: 1422 H/2002 M], juz IV, halaman 1363).
Jika puasa dilaksanakan dengan Adab-adabannya niscaya akan membuahkan sehat lahir batin. Sehat lahir karena puasa makan minum jadi teratur, terus dengan kosongnya perut seharian menjadi bersihnya perut dari numpuknya makanan.Bahkan pada bulan puasa hampir jarang orang datang berobat ke Dokter.
Sehat batin dengan sebab syukur nikmat, karena timbulnya penyakit batin seperti ujub, riya, merasa bingung, sum’ah,, kikir, penakut terlilit hutang dsb, itu semua diakibatkan tidaknya bersyukur, sedangkan itu semua harus dihidari sebagai mana Rasulullah Saw: mengajarkan kepada Abu Umamah sebuah doa yang jika dibaca bisa mengobati kebingungan dan dimudahkan dalam melunasi utang.
Allahumma inni a’udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasal, wa a’udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a’udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” dan semua penyakit ini yang tersirat dalam do’anya Rosululloh Saw. Akan sirna dengan melaksanakan Puasa yang baik.(*)