SUBANG-PT Subang Autocomp Indonesia (SUAI) merupakan salah satu perusahaan besar di Subang. Sejauh ini perusahaan yang berlokasi di Cipeundeuy tersebut menyerap tenaga kerja lokal. Namun perusahaan memiliki beberapa catatan terhadap tenaga kerja lokal.
HR Section Head PT SUAI, Herdian mengatakan, sejauh ini PT SUAI tidak mengalami kendala besar mengenai tenaga kerja, khususnya yang berasal dari Subang. Kalaupun ada karyawan resign dalam hal ini tidak menyelesaikan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), angkanya tidak lebih dari 5 persen.
“Hanya saja, dalam proses pengunduran diri masih sering tidak sesuai dengan peraturan perusahaan, yaitu 1 bulan sebelumnya harus mengajukan diri terlebih dahulu. Jadi bisa dikatakan berhenti tanpa pamit,” ungkap Herdian dihubungi Pasundan Ekspres, Minggu malam (2/5).
Baca Juga:Perkuat SDM, Pemdes Kerjasama dengan SMKSiapkan SDM Unggul, Pelatihan Mulai dari Tamatan SD
Herdian menyarankan, kepada lulusan SMK agar mampu bersaing di perusahaan, khususnya di PT SUAI. Menurut Herdian, motivasi untuk bekerja, calon karyawan sangat semangat dalam mengikuti proses seleksi. Keinginan untuk bekerja mereka lakukan dengan sungguh-sungguh.
“Namun kendalanya, perusahaan bukan saja perlu semangat dan motivasi saja dalam bekerja. Akan tetapi, ada beberapa pelajaran sekolah bisa dikatakan pelajaran dasar contoh matematika dasar (perkalian, pembagian, tambah, kurang) itu masih sangat banyak yang belum mampu. Betul-betul sangat kaget juga. Khususnya perusahaan kami, matematika dasar sangat diperlukan sekali sekalipun untuk level operator,” beber Herdian.
Herdian menjelaskan, pada saat melakukan interview, sering kali pihaknya menjumpai karyawan yang mendapat informasi lowongan dari salah satu oknum yang ujung-ujungnya meminta uang jasa.
“Padahal khususnya kami sendiri sudah bekerja sama dengan pemerintah khususnya bidang binapenta Disnakertrans dan tidak menggunakan pihak ketiga baik dari pengumuman lowongan kerja hingga proses seleksi, dengan cara seleksi secara terbuka dan dilakukan di lingkungan pemerintah,” paparnya.
Herdian mengakui, image calon karyawan tentang masuk pabrik harus melalui calo sangat sulit untuk diubah. “Mungkin butuh gaung yang lebih besar lagi agar calon karyawan jika ingin bekerja tinggal datang ke dinas tenaga kerja,” ujarnya.
Herdian menyampaikan, saat ini sudah eranya online. Sebelum ada kelulusan sekolah, alangkah baiknya lingkungan pemerintah bisa datang ke sekolah-sekolah melakukan sosialisasi dengan perwakilan murid (tetap mengikuti protokol kesehatan). Salah satunya menginformasikan jika butuh kerja, ada pemerintah yang akan membantu. Sehingga dengan begitu, image mau kerja harus bayar, bisa hilang.