Oleh :1.Yunita Zana, S.Pd (Guru Geografi SMAN 46 Jakarta)
2.Drs.H.Priyono,M.Si ( Dosen dan wakil dekan I Fakultas Geografi UMS )
Kita tinggal menghitung hari untuk berjumpa dengan Hari Raya Idul Fitri 1442H. Setelah selama sebulan penuh, hari hari kita lalui dengan ibadah puasa dan penyempurnanya menurut syareat dan akan berakhir dengan derajat takwa , sebuah predikat paling mulia di sisi Tuhan. Bahkan dalam Al Qur’an dinyatakan bahwa sebaik baiknya bekal kita menghadap Allah adalah bekal takwa. Berakhirnya puasa akan disusul dengan tradisi mudik ke kampung halaman.                               Fenomena mudik bagi sebagian besar masyarakat urban adalah ritual rutin tahunan yang sudah menjadi sesuatu yang sakral.
Mudik dengan segala cerita dan perjuangan selama di perjalanan untuk sampai di kampung halaman menjadi sesuatu yang begitu mentradisi di kalangan masyarakat Indonesia. Mudik juga menjadi jembatan silaturahmi, melepas rindu dan kangen dengan sanak saudara, bernostalgia dengan masa lalu bersama mereka yang mempunyai ikatan emosional sambil menikmati suasana desa yang romantis dan penuh kesan. Terkait dengan kajian Geografi , khususnya mobilitas penduduk, ada paradigma yang kontras antara peneliti manca negara dengan peneliti internal Indonesia. Hal yang spesifik di Indonesia bahwa orientasi mobilitas penduduk adalah kolaborasi antara orehintasi ekonomi dan non ekonomi, sehingga setiap mengakiri puasa kita lihat mobilitas mudik mewarnai suasana lebaran, inilah ciri khas Indonesia, bisa dibilang kultur atau juga religi karena mengandung silaturahim.
Baca Juga:Pandemi dan Belajar Sepanjang HayatIming-iming Investasi Asing untuk Kesejahteraan
Bom waktu mudik akhirnya pernah mengalami grafik puncak dengan menelan korban jiwa manusia. Pada lebaran tahun 2016 telah terjadi kemacetan yang cukup panjang sepanjang lebih 18 km selama lebih 10 jam di Brebes Exit told an merenggut 12 nyawa karena kelelahan, kekurangan cairan hingga keracunan CO2. Inilah resiko fenomena mudik yang kemudian diikuti oleh fenomena balik yang angkanya lebih besar.
Perayaan Idul Fitri tahun 2021 tahun ini bertepatan dengan 1442 H, masih dalam masa pandemic ulang tahun pertama dan masa lebaran kedua. Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sudah mengeluarkan Addendum Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021, Tentang PENIADAAN MUDIK HARI RAYA IDUL FITRI TAHUN 1442 HIJRIAH DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID -19) SELAMA BULAN SUCI RAMADHAN 1442 HIJRIYAH.