Memanfaatkan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Memanfaatkan 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan
0 Komentar

Hadits tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah menghidupkan malam lailatul qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersebut sebagai momen bermalas-malasan dan tiduran. Orang tidur sama dengan

yang mati, maka lawan katanya adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan terjaga, beribadah, tidak mengisinya dengan tidur. Selain itu baginda Nabi Muhammad SAW tidak hanya beribadah sendirian namun mengajak keluarganya untuk beribadah kepada Allah SWT, Baginda Nabi Muhammad SAW membangunkan keluarganya untuk qiyamullail dan bersujud kepada Allah SWT.

Maka ada Amalan yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan adalah itikaf. Kisah ini diceritakan oleh Sayyidatina Aisyah radliyallahu anha, istri beliau: “Sesungguhnya Nabi Muhammad itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah subhanahu wa ta’ala kemudian istri-istri beliau itikaf setelah beliau kembali ke rahmatullah.” (HR Bukhari)

Baca Juga:Pemkab Belum Tentukan Sholat Ied di Alun-Alun SubangLestarikan Budaya Lokal, Pegiat Seni Gelar Pasanggiri Jaipongan Se-Jabar

Hadits di atas menunjukkan bahwa i'tikaf merupakan pekerjaan penting sehingga Rasulullah melaksanakan tidak hanya beberapa hari saja di sepuluh akhir bulan Ramadhan. Tidak juga hanya melaksanakan pada salah satu Ramadhan, namun setiap 10 akhir Ramadhan sampai beliau meninggalkankan dunia. Kita patut mencontoh sunnah Nabi yang seperti ini.

Maka tidak aneh di Negara kita Indonesia di sepuluh Akhir bulan Ramadhan ini banyak umat islam yang berbondong-bondong melakukan itikaf di masjid tiada lain untuk mengikuti sunnah dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semuanya bisa memanfaatkan waktu di akhir Ramadhan ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

dan mendapatkan keistimewaan di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan ini.(*)

 

Laman:

1 2
0 Komentar