BANDUNG-Di tengah hiruk pikuk menjelang lebaran, mulai terasa harga daging naik sangat signifikan. Hal yg dikhawatirkan PPI Jabar bahwa harga daging akan naik tinggi, menjadi kenyataan.
Dari pantuan pasar PPI pagi ini, pasar daging sederhana Jongko, Kang Dasep menjual dengan harga Rp. 145.000/ kg. Di Pasar Ciroyom, Kang Geri sebagai grosir menjual dgn harga Rp 140.000/kg. Sedangkan di Pasar Caringin, sebagai grosir Kang Acep melepas dengan harga Rp. 140.000/kg . Di Pasar Gede Bage Kang Yadi menjual daging dgn harga Rp.150.000/kg.
Harga-harga ini masih akan terus berpotensi naik dalam 3 hari terakhir menjelang lebaran.
Baca Juga:Kementan Awasi Keamanan dan Stok Daging Jelang LebaranAda Apa dengan Terorisme di Wilayah Pantura Subang
Pemicu naiknya harga daging sapi fresh adalah karena harga sapi import dari Australia sudah sangat mahal. Sementara sapi lokal tidak mampu memberi pasokan yang cukup ke rumah potong hewan. Harga karkas saja sudah mencapai Rp105.000/kg dan bergerak ke Rp. 110.000/kg. Fakta itulah yg menjelaskan mengapa harga daging naik menjadi Rp 140.000/kg atau lebih.
PPI Jabar pun mempertanyakan ke mana daging frozen India yang infonya disiapkan oleh pemerintah untuk buffer stock melalui Bulog dan rantai distribusinya? Apa perannya untuk menjaga stabilitas harga daging di pasar yg bergejolak ini?
“Seharusnya Bulog dan jaringan distributornya, misalnya PT. Suri Nusantara Jaya dapat efektif bekerja dan hadir secara nyata membantu masyarakat mendapatkan harga daging sapi yg wajar dan terjangkau,” ujar Ketua PPI Jabar, Ahmad Baehaqi dalam keterangan tertulisnya.
Patut dikhawatirkan, lanjut Baehaqi, bila pasca lebaran harga daging belum turun, jangan sampai justru terjadi aroma monopoli dan perilaku kartel. “Jika ini terjadi, jelas akan merugikan masyarakat,” tandasnya.
Karena itu, PPI Jawa Barat mengajak semua elemen dan stakeholder, terutama KPPU, penting sekali untuk mengontrol pihak-pihak yang berpotensi melakukan monopoli dan kartel distribusi daging frozen asal India, yang seharusnya dinikmati masyarakat kecil di masa2 terjadi pergolakan harga seperti sekarang ini.(rls/red)