UMKM Masuk dalam Program Kebijakan yang Lebay

UMKM Masuk dalam Program Kebijakan yang Lebay
0 Komentar

Hubungan antar ketersediaan ini merupakan realisasi take and give dari supply chain dalam bentuk hubungan UMKM dan Usaha Besar.

Banyak nya pengusaha besar dalam industri pengolahan pangan tetapi tidak aktif dalam melibatkan UMKM untuk penyediaan bahan mentah dan atau termasuk bahan baku nya bahkan menjadikan UMKM selaku penyangga pertama, telah menempatkan UMKM hanya berdiri sendiri dan tidak menjadi bagian dari ekosistem bisnis di tingkat pemasokan bahan mentah apalagi bahan baku termasuk industri manufaktur pun demikian.

Jika sistem pasokan UMKM mampu di terima oleh industri pengolahan pangan termasuk industri manufaktur, semestinya sistem bisnis kedua jenis industri di atas akan bergerak ke atas menjadi virtual industri dengan status pemegang merk, dan ini selain memperkuat UMKM juga akan meningkatkan UMKM untuk merambah menjadi industri pengolahan baik dalam proses pengolahan pangan maupun proses manufaktur.

Baca Juga:Gus Ahad: Pemprov Jabar Wajib Menyiapkan PTM dengan BenarBi Nina: Warga Subang Harus Tingkatkan Skill

Pada sisi UMKM telah menjadi industri pengolahan, seiring berjalannya waktu dapat mengeluarkan hasil nya tidak hanya untuk menutupi pemegang merk tetapi juga menutupi kebutuhan eksport, dan jika ini menjadi bagian ekosistem bisnis, maka para pemegang merk atau virtual industri tidak perlu menjadikan UMKM sebagai pesaing bisnis, tetapi lebih sebagai mitra dagang.

Kontribusi Ekspor UMKM

Kita ketahui memang kontribusi UMKM terhadap ekspor yaitu 14,5% dan hal ini terhitung dalam katagori masih rendah, dibandingkan dengan negara – negara lain seperti Malaysia yang telah mencapai 20%, Korea 60%, Jepang 55%, Tiongkok 70%

Namun demikian dari total 64,19
juta UMKM di Indonesia, UMKM telah mampu memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) cukup tinggi dan mencapai 61,07 persen atau senilai Rp8.573 triliun.

Selain itu UMKM pun telah menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja, sedangkan dari sisi investasi bisa mencapai sekitar 60,42 persen

Berbeda hal nya dengan Ekspor di bidang Manufaktur, Nilai ekspor industri manufaktur pada April 2021 mencapai US$ 14,92 miliar, melonjak 52,65% dibanding April 2020 (yoy), dan berkontribusi pada pemulihan perekonomian nasional.

Kontribusi industri manufaktur dalam eksport sekitar 80,73% terhadap total nilai ekspor yang mencapai US$ 18,48 miliar pada April 2021, dan pertumbuhan ekspor jauh lebih tinggi dibanding impor, yakni 51,94% berbanding 29,93%.

0 Komentar