SUBANG-Kondisi tangkapan nelayan di Pantura mengalami penurunan produksi. Hal ini diutarakan oleh Ketua DPD Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Ali Haerudin ketika dihubungi Pasundan Ekspres. Menurutnya faktor cuaca dan musim jadi salah satu pengaruh turunnya produksi ikan.
“Saat ini yang saya pantau alami penurunan karena faktor cuaca yang kita tahu bersama juga musim ya. Ini sudah mulai masuk musim baratan. Meskipun memang nelayan yang melaut pun juga tetap melihat cuaca dan tergantung alat tangkapnya, tapi saya berharap bisa normal ini,” kata Ali.
Apalagi nelayan yang melaut juga dipengaruhi oleh jenis alat tangkap yang digunakan serta mesin.
Baca Juga:Intip Profil dan Biodata Felicia Tissue, yang Hubungannya Kandas dengan Kaesang Pangarep Anak Jokowi1.078 Warga Binaan Pemasyarakatan Terima Remisi Khusus Waisak
“Rata-rata yang di atas 10GT itu masih normal ya, juga ada alat tangkap model dogol sama obor nah itu juga berpengaruh,” imbuhnya.
Sisi lain, saat ini PNTI juga sedang melakukan uaya pembentukan DPK PNTI di tingkat kecamatan.
Apalagi di Cilamaya Girang, saat ini beberapa nelayan mengeluhkan terkait kompensasi dari kebocoran minyak Pertamina dua tahun lalu.
“Kalau nelayan di Karawang beberapa sudah ada kompensasi. Nah nelayan kita satu sungai yang sama, satu muara ini tidak ada yang memperjuangkan, kemarin mendapat laporan dan kita juga sedang advokasi untuk itu,” ucap Ali.
Meski demikian, terkait dengan kelanjutan produksi tangkapan ikan laut masih mengalami penurunan, namun aktivitas di KUD juga masih tetap berjalan.(ygi/ysp)