KARAWANG-Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Karawang, Arif Bijaksana menyatakan, jika waterbarrier yang berada di budaran Ramayana sudah dibuka sesuai kesepakatan dengan Polres Karawang.
Hal itu menyusul banyaknya keluhan terkait penutupan tersebut yang dianggap mengganggu aksesbilitas warga menuju pusat Karawang Timur dan Klari, juga membuat beban ekonomi (BBM) warga bertambah karena harus memutar arah lagi ke depan Samsat.
“Waterbarrier yang berada di bundaran Ramayana sudah dibuka, sesuai kesepakatan dengan Polres Karawang,” ujar Arif.
Baca Juga:Bejat!! Diimingi Uang Rp2.000, Oknum Sekuriti Cabuli BocahPUPR Terendah Penyerapan Anggaran, Kabid: PNS yang ada di OPD Belum Mumpuni Skillnya
Namun, kata Arif, jam 16.00 sampai 18.00 wib ditutup kembali agar tidak ada kemacetan. Kesepakatan dibukanya barier itu juga karena di bundaran itu sudah tidak terlalu macet, karena intensitas kereta juga sudah tidak terlalu banyak. “Selain jam itu, barier itu dibuka kembali, sebab terjadi kemacetan itu terjadi pada sore hari,” katanya.
Dijelaskan, penutupan bundaran itu dilakukan karena sering terjadi kemacetan karena intensitas kereta yang banyak. “Namun ketika sudah tidak terlalu macet itu ya kami buka lagi,” katanya.
Sebelumnya, Pengamat kebijakan Pemerintah Asep Agustian yang sering disapa Askun ini juga ikut menyoroti. Bahkan dikatakanya Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Karawang, untuk tidak buta dan tuli dengan keluhan-keluhan warga perihal waterbarrier yang ada di bundaran Mal Ramayana.
“Kalau waterbarrier digunakan sebagai rekayasa mengurai kemacetan, itu sah-sah saja dan itu biasanya tentatif. Lah ini, waterbarrier terpasang sudah hampir dua tahun dan hampir 24 jam. Memanngnya di bunderan Mal Ramayana 24 jam macet terus? Kan Enggak,” kata Askun.
Jadi, kata Askun, jika tidak terlalu macet alasan apalagi dipasanya barier itu. “Jadi saran saya dibuka saja,” katanya.(use/vry)