SUBANG-Sebut saja Mawar (26), seorang pekerja seks komersil (PSK) yang menggunakan aplikasi percakapan untuk mendapatkan pelanggan. Penggunaan aplikasi percakapan tersebut sebagai solusi agar tetap mendapat pelanggaan di masa pandemi.
Bunga biasanya beraktivitas di wilayah Pantura. Tapi karena pandemi, menjadi jarang melanggan. Akhirnya dia menggunakan aplikasi percakapan.
Mawar mengaku, sudah sebulan ini menggunakan aplikasi percakapan untuk mendapatkan pelanggan. “Kalau di warung sepi, mending pakai aplikasi lumayan banyak yang minat,” katanya kepada Pasundan Ekspres, Kamis (24/6).
Baca Juga:Kasus Covid-19 Melonjak, MUI: Jumatan Diganti Salat Zuhur di RumahBahaya Guys! Varian Delta 4 Kali Lebih Menular
Mawar mengaku sudah sebulan ini tinggal di kos-kosan sekitar Pasar Panjang Subang. Mawar menjalankan profesinya itu sendiri, tanpa mucikari. Hal itu dilakukan agar bisa mengontrol keuangan secara pribadi.
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Napza Dinas Sosial Subang Dedi Ruhaedi mengatakan, tidak menutup kemungkinan para PSK kini beralih menggunakan percakapan.
“Ya itu bisa saja terjadi mengingat saat ini kemudahan ponsel makin diminati,” ujarnya.
Dedi menjelaskan, saat ini pengawasan terhadap PSK kurang maksimal karena anggaran untuk pembinaan terkena dampak refocusing.
“Sebelum pandemi kita ada kegiatan pembinaan kepada mereka, agar mereka beralih profesi. Kalau sekarang kegiatannya ditiadakan karena anggarannya tidak ada,” katanya.
Program Manager PIMS- HIV Aids Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Suwata memaparkan, di Subang ada 11 36 hotspot para PSK yang tersebar di 11 kecamatan. “Data kita dari 36 hotspot yang ada itu dikunjungi 17.800 pelanggan pertahunnya,” ujarnya.(ygo/ysp)